ad

Selasa, 09 Agustus 2016

Ada Kasus Lahan, Proyek Rusun di Cengkareng Dihentikan

Ada Kasus Lahan, Proyek Rusun di Cengkareng DihentikanFoto: Danu Damarjati/detikcom
 Pemprov DKI menemukan adanya kasus pemalsuan sertifikat lahan di Cengakareng, Jakarta Barat. Akibatnya, proyek rusun yang sedianya dibangun di lahan tersebut dihentikan.

"Batalin. Karena itu kasus tanah. Enggak jelas. Pengembang dengan kewajiban uang kita. Itu batalin. Ya duitnya sudah ada hitungan, duit kita sudah ada hitungan," ungkap Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) di Gedung Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2016).

Proyek pembangunan rusun Cengkareng ini dilakukan setelah adanya penemuan kasus penipuan pembelian lahan seluas 4,6 hektar yang ternyata adalah aset Pemprov DKI sendiri. Kasus ini sedang ditangani di Bareskrim Polri.

Pemprov DKI rencananya akan membangun rusun sebanyak tower dengan total 552 unit pada lahan bermasalah itu. Nilai proyeknya adalah sebesar Rp 89,9 miliar. Menurut Ahok, penghentian pembangunan tersebut berdampak pada pengurangan target pengadaan rusun yang direncanakan Pemprov DKI.


"Iya. Kita dulu rencana bangun dari 20 ribu lebih tinggal 14 ribu apa 18 ribu gitu. Harusnya buat tahun depan jadi semua, karena kita butuh sama orang jual beli rusun dan bongkar butuh sekitar 18 ribuan, makanya saya ngajuin 20 ribuan gitu. Kita sudah ada targetan, mau enggak mau harus dipindahin," paparnya.

Meski begitu, Ahok tak khawatir pihaknya akan ketinggalan jauh. Sebab Pemprov mengaku masih memiliki banyak lahan. Apalagi ia juga memerintahkan bawahannya untuk melakukan pendataan terhadap aset-aset milik DKI.

"Gampang, banyak. Kita banyak. kaya pasar kita juga batalin segala macam. Tanah mana yang kosong harus cari punya siapa, karena dulu ada oknum ilangin berkas kita, banyak tanah kita enggak tahu, jadi masyarakat bisa ngomong, 'itu tanah DKI'. Mereka masukin itu yang kita plot," jelas Ahok.

Kasus-kasus tanah atau proyek pembangunan ini disebutnya tak terlepas dari 'permainan' oknum PNS nakal. Namun Ahok mengaku tak gentar. Bahkan ia mengaku akan melakukan cuci gudang di Dinas Perumahan DKI karena salah satu 'permainan' oknum nakal banyak ditemukan di sana.

"Jadi memang ini halus mainnya, 'kalau bapak pengen dapat rusun yang banyak, kasih kami dong buat konsolidasi'. Tapi sekarang buat apa konsolidasi, misal contohnya yah, konsolidasi itu kan untuk menggabungkan SKPD," terang dia.

"Tapi kan sekarang SKPD cuma satu, kenapa enggak kamu pisah-pisah. Boleh enggak kamu langsung lelang 5.000 unit apartemen? Boleh, kita boleh bikin. Dia enggak mau bikin. Jadi memang di sini mainnya halus tau enggak, kamu belum sampai ke situ aja dikit, ngeles lagi," sambung Ahok.

Tak jarang kandidat cagub incumbent ini melakukan konfrontir langsung kepada oknum yang dicurigai bermain ketika rapat pimpinan. Itu menurut Ahok bisa dilihat dari jalannya rapat yang selalu di-upload di Youtube.

"Diam semua, kamu saksiin saja videonya. Mereka pengen ngancam kita supaya kita lepas, halus di sini, halus sekarang, tapi ya cuek saja. Perlu-perlu (cuci gudang di Dinas Perumahan), aku juga halus sekarang," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Arifin yang baru saja dilantik menyebut proyek pembangunan rusun di Cengkareng tidak akan dipindahkan atau digeser lokasinya. Dana yang sudah keluar pun dimasukkan ke Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa).

"Jadi dimatikan (proyek pembangunannya). Kita cancel pembangunannya. Satu tower 16 lantai. Enggak mungkin digeser lagi karena pelelangan sudah ada lokasinya," beber Arifin di lokasi yang sama.

Menurut Arifin, ada sejumlah rusun lain lagi yang proyeknya dihentikan. Yakni rusun di Waduk Pluit dan rusun di Muara Baru karena masalah lahan yang belum juga dibereskan. Lalu rusun di Pondok Pinang karena terkendala infrastruktur.

"Akses jalannya tidak memadai untuk pelaksanaan. Alat beratnya tidak bisa masuk," ucap dia.

Rusun yang proyeknya batal dilakukan adalah rusun yang awalnya akan dibangun di lahan bekas kantor Sudin Kebersihan Jakarta Timur. Hal tersebut lantaran sebagian lahannya terkana imbas pembangunan jalan Tol Bekasi, Cawang, Kampung Melayu (Becakayu).

"Lahannya juga masih digunakan oleh sudin kebersihan," tutup Arifin. 
(dtc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar