A.
Selayang Pandang
Astana Giribangun merupakan salah satu obyek
wisata religi yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Obyek wisata
religi ini merupakan kompleks makam keluarga mantan Presiden Indonesia,
Soeharto. Kompleks makam yang dibangun di atas bukit Ngaglik seluas kurang
lebih 4,3 hektar ini, dinamakan Astana Giribangun.
Sebelum Astana Giribangun dibangun, sudah ada
kompleks pemakaman keluarga Pura Mangkunegaran, yaitu Astana Mangadeg. Di dalam
astana ini terdapat makam Kanjeng Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Sri
Mangkunegara I, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Samber Nyowo. Pada masa
hidupnya, sang pangeran ini ialah seorang pendiri Praja Mangkunegaran, sebuah
keadipatian tinggi di wilayah Jawa Tengah bagian timur.
Astana Giribangun dibangun pada tahun 1974, dan
diresmikan pada hari Jumat Wage, tanggal 23 Juli 1976. Astana ini memiliki tiga
bagian cungkup yang disebut Argotuwuh, Argokembang, dan Argosari. Satu bagian
cungkup utama dan dua bagian cungkup lainnya merupakan calon makam yang
diperuntukkan bagi keluarga dan para pengurus Yayasan Mangadeg.
Jika dilihat dari letaknya, Astana Giribangun ini
berada di bawah Astana Mangadeg, hal ini menunjukkan arti bahwa masih terdapat
garis keturunan antara Sri Hartinah (Bu Tien) dan keluarga Mangkunegaran III.
Di kompleks pemakaman keluarga Cendana inilah presiden kedua Indonesia
dimakamkan. Dan sekarang menjadi tujuan para pengunjung/peziarah dari berbagai
kota di seluruh Indonesia.
B.
Keistimewaan
Astana Giribangun berada di atas bukit yang
memiliki pemandangan alam yang indah, taman-taman yang menghijau, dan suasana
yang rindang. Kondisi ini membuat suasana nyaman bagi para peziarah saat berada
di kawasan kompleks makam. Banyak peziarah yang hilir mudik keluar masuk
pemakaman Astana Giribangun untuk berdoa dan menaburkan bunga di dalam kompleks
pemakaman Keluarga Cendana ini. Dari kompleks pemakaman ini, pengunjung juga
dapat melihat hamparan sawah yang menghijau.
Untuk menuju Astana Giribangun, pengunjung harus
melewati jalan berundak-undak yang berkelok-kelok dan menanjak. Namun, Anda
jangan berpikir akan capek selama berjalan menyusuri tangga tersebut, karena
rasa capek itu akan terobati saat melihat keindahan pemandangan alam bukit
Ngaglik dari arah tangga ini.
Bila dilihat dari gaya arsitekturnya, Astana
Giribangun dibangun dengan mengadopsi model bangunan rumah khas Jawa, yaitu
joglo. Astana yang memiliki luas sekitar 200 meter persegi ini, terbagi ke
dalam tiga cungkup yang masing-masing bernama Cungkup Argotuwuh, Cungkup
Argokembang, dan Cungkup Argosari yang merupakan cungkup tertinggi jika
dibandingkan dengan kedua cungkup tersebut. Empat tiang utama di dalam Cungkup
Argosari ini terbuat dari beton yang dihiasi dengan lapisan kayu ukiran asal
Jepara. Selain itu, pada dasar tiang tersebut juga dihiasi dengan cincin-cincin
yang terbuat dari logam kuning yang kilauannya mirip dengan emas. Sedangkan
lantainya terbuat dari marmer buatan Tulungagung.
Cungkup Argosari merupakan cungkup utama di Astana
Giribangun ini. Di cungkup inilah mantan Presiden Indonesia Soeharto bersama
istrinya dimakamkan. Selain itu, terdapat pula makam kedua orang tua Ibu Tien.
Bangunan yang berbentuk joglo khas gaya arsitektur Surakarta ini berdindingkan
kayu ukir dengan luas sekitar 81 m2.
Setelah mengunjungi makam mantan Presiden Soeharto
dan ibu negara ini, pengunjung juga
dapat melanjutkan berziarah ke teras Cungkup Argosari. Teras seluas 243 meter
persegi ini rencananya diperuntukkan sebagai makam anak dan para menantu
Soeharto. Sedangkan di selasar seluas 405 meter persegi merupakan calon makam
para penasehat, pengurus harian, serta anggota pengurus Yayasan Mangadeg.
Selanjutnya pengunjung dapat melihat-lihat Cungkup
Argokembang. Cungkup yang memiliki luas 567 meter persegi ini merupakan makam
yang diperuntukkan kepada pengurus pleno, para pengurus seksi Yayasan Mangadeg,
dan keluarga besar Mangkunegaran.
Setelah itu, pengunjung dapat menuju Cungkup
Argotuwuh yang merupakan cungkup terluar dari astana ini. Area cungkup seluas
729 meter persegi ini juga merupakan calon makam bagi para pengurus Yayasan
Mangadeg atau keluarga besar Mangkunegaran, sama seperti pada Cungkup
Argokembang.
C.
Lokasi
Wisata Religi Astana Giribangun terletak di Bukit
Ngipik, sekitar 40 km arah utara dari Kota Solo, tepatnya masuk dalam wilayah
Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia.
D.
Akses
Untuk menuju Astana Giribangun ini, perjalanan
dapat dimulai dari Terminal Tirtonadi atau Bandara Adisumarno Solo. Jika
pengunjung memulai perjalanan dari Terminal Tirtonadi, naik angkutan kota
jurusan Solo-Karanganyar atau naik bus jurusan Solo-Tawangmangu dan turun di
Karanganyar. Namun, jika pengunjung memulai perjalanan dari Bandara Adisumarmo,
pengunjung dapat naik taksi untuk sampai ke astana ini.
E.
Gratis
Untuk memasuki Astana Giribangun, setiap
pengunjung tidak dipungut biaya. Pengunjung hanya cukup menunjukkan Kartu Tanda
Penduduk kepada pengelola astana agar diganti dengan izin masuk. Namun, para
pengunjung juga dapat mengisi kotak amal yang telah disediakan oleh para
pengelola astana di dekat pintu masuk itu.
F.
Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di kompleks Astana Giribangun terdapat fasilitas
di antaranya mushala, kamar mandi, dua ruang tunggu, tempat istirahat
pengunjung, area parkir, kios suvenir, serta sejumlah pedagang makanan dan
minuman.
Untuk membuat rasa nyaman bagi pengunjung, di
kompleks makam ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung di antaranya
serambi/balai tempat istirahat yang disebut paseban timur dan paseban selatan.
Terdapat juga rumah untuk para juru kunci/pengelola harian.
(sumber: www.wisatamelayu.com/12-08)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar