TEMPO/Eko Siswono Toyudho
"Kami mengimbau nasabah juga menjaga perangkat yang digunakan dan tidak membuka situs-situs yang tidak aman," kata Eni di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 28 April 2015. Menurut dia, regulator terus berupaya mengurangi risiko terjadinya tindak kejahatan perbankan. Salah satunya ialah dengan meminta kepolisian untuk menindak para pelaku kejahatan di sistem pembayaran.
Bank Indonesia mencatat modus kejahatan perbankan yang biasa terjadi berupa skimming, phishing, dan malware. Skimming adalah tindak pencurian data nasabah dengan menggunakan alat perekam data. Biasanya kejahatan ini terjadi di mesin anjungan tunai mandiri dan EDC.
Sedangkan phishing ialah upaya pencurian informasi nasabah berupa user id, kata sandi (password), atau kartu kredit. Sementara malware merupakan perangkat lunak atau kode yang dipakai pelaku untuk melancarkan aksi kejahatan perbankan.
Ihwal ganti rugi terhadap nasabah yang menjadi korban kejahatan perbankan, Eni mengatakan tidak selalu mesti ditanggung oleh bank. "Kami akan lihat kasus per kasus. Sejauh ini jalan keluarnya dengan cara mediasi," ucap Eni.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigadir Jenderal Victor Panggabean menuturkan sejak 2012 hingga 2015 telah terjadi kerugian sebesar Rp33 miliar akibat kejahatan perbankan. Ia menyebutkan modus terbesar yang digunakan ialah skimming. "Total ada 497 pelaku yang sudah tertangkap. Mereka biasanya tidak mengambil dalam jumlah banyak, kata Victor.
Oleh sebab itu, Victor meminta kepada nasabah agar waspada ketika akan menarik uang dari mesin ATM. Ia menyarankan agar tidak mengambil uang di tempat yang sepi dan jarang dikunjungi. Sementara bagi pengguna internet banking agar tidak menggunakan software yang tidak dikuasai.
Lebih lanjut, ahli digital forensik Ruby Alamsyah menilai para pelaku tindak kejahatan ini umumnya bekerja sangat rapi dan terorganisir. Pelaku pun tidak melulu orang lokal atau Indonesia. "Biasanya pelaku utama di luar negeri. Mereka bekerja sama dengan orang lokal untuk memasang alat di mesin ATM," ucapnya.
Ruby juga mengingatkan kepada nasabah pengguna kartu ATM agar jeli mengamati kondisi mesin. "Kalau ada kejanggalan atau benda asing di mulut kartu lebih baik dihindari atau jangan menarik uang," kata dia. sumber: TEMPO.CO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar