ad

Senin, 02 Januari 2017

Rencana Berlapis


PENJAHAT profesional bukan waton sikat. Bukan spontanitas. Semua tindakannya terencana. Bahkan memiliki rencana berlapis. Jika rencana A gagal, segera beralih ke rencana B. Dan langsung pindah ke rencana C, andai kata rencana B banyak kendala.
Keprofesionalan inilah yang diperlihatkan komplotan perampok yang digulung aparat Polres Kebumen, Jawa Tengah. Ketika beraksi, komplotan ini punya rencana lapis tiga. Target pertama merampok SPBU (pompa bensin). Target kedua merampok rumah pengusaha. Dan target ketiga merampok toko emas.
Tidak sembarang penjahat bisa merancang perencanaan seperti ini. Semua target sulit. Butuh kematangan, keterampilan, keberanian dan informasi akurat tentang ketiga target. Otomatis, anggota yang direkrut yang memenuhi persyaratan itu. Untuk proyek ini, setidaknya dibutuhkan 6-8 personel.
***
Berkelas atau tidaknya komplotan penjahat dapat dilihat dari targetnya. Perampok yang beraksi di Kebumen jelas komplotan berkelas. Semua targetnya kakap. Jika dirupiahkan, targetnya di atas Rp 100 juta. Komplotan ini bertipe hit and run : datang, beraksi dan kabur.
Ciri khasnya punya mobilitas tinggi tapi tidak punya "markas" tetap. Meski anggotanya berasal dari Jakarta, Subang (Jawa Barat) dan Kebumen, bukan berarti bermarkas di salah satu kota itu. Anggota kelompok ini juga tidak terpaku pada suku atau kota. Tapi pada kemampuan. Di kalangan kepolisian, kelompok seperti ini disebut penjahat lintaspropinsi. Mereka bisa beraksi di mana saja. Pertimbangan aksi bukan pada wilayah, melainkan pada target atau santapan "lezat".

 ***
Ciri khas lain penjahat lintaspropinsi adalah menggandeng patner lokal. Patner lokal ini yang mencari target berikut seluk-beluk lokasi serta bobot rupiahnya. Bila disetujui, strategi digarap bareng-bareng, termasuk penentuan saat eksekusi.
Kesialan komplotan ini adalah, semua rencana bocor. Terendus polisi. Sehingga semua kegiatan komplotan dibayangi polisi. Meski demikian, komplotan ini masih nekat. Yakni mencoba pindah ke rencana kedua dan ketiga. Boleh jadi inilah titik lemah komplotan ini. Terlalu memaksakan kehendak.
Salut untuk Polisi Kebumen. Kehebatan polisi adalah ketika memutuskan menangkap komplotan itu, meski sebenarnya belum beraksi. Jadi, ketika ketiga rencana bubrah, dan penjahat memutuskan kabur, polisi langsung memburu dan menangkapnya.
Polisi Kebumen bisa menjerat komplotan ini lewat kasus kepemilikan senjata api. Sedangkan Polisi Subang dan Brebes dapat menjerat komplotan ini melalui kasus perampokan. Penjahat semacam ini layak mendapat hukuman berlapis. Usai dihukum di Kebumen, dihukum pula di Subang dan Brebes.***


Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/nurhadi_saadi/kejahatan-terencana_55107a86813311373abc63d0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar