PENJAHAT
profesional bukan waton sikat. Bukan spontanitas. Semua tindakannya terencana.
Bahkan memiliki rencana berlapis. Jika rencana A gagal, segera beralih ke
rencana B. Dan langsung pindah ke rencana C, andai kata rencana B banyak kendala.
Keprofesionalan
inilah yang diperlihatkan komplotan perampok yang digulung aparat Polres
Kebumen, Jawa Tengah. Ketika beraksi, komplotan ini punya rencana lapis tiga.
Target pertama merampok SPBU (pompa bensin). Target kedua merampok rumah
pengusaha. Dan target ketiga merampok toko emas.
Tidak
sembarang penjahat bisa merancang perencanaan seperti ini. Semua target sulit.
Butuh kematangan, keterampilan, keberanian dan informasi akurat tentang ketiga
target. Otomatis, anggota yang direkrut yang memenuhi persyaratan itu. Untuk
proyek ini, setidaknya dibutuhkan 6-8 personel.
***
Berkelas
atau tidaknya komplotan penjahat dapat dilihat dari targetnya. Perampok yang
beraksi di Kebumen jelas komplotan berkelas. Semua targetnya kakap. Jika
dirupiahkan, targetnya di atas Rp 100 juta. Komplotan ini bertipe hit and run :
datang, beraksi dan kabur.
Ciri
khasnya punya mobilitas tinggi tapi tidak punya "markas" tetap. Meski
anggotanya berasal dari Jakarta, Subang (Jawa Barat) dan Kebumen, bukan berarti
bermarkas di salah satu kota itu. Anggota kelompok ini juga tidak terpaku pada
suku atau kota. Tapi pada kemampuan. Di kalangan kepolisian, kelompok seperti
ini disebut penjahat lintaspropinsi. Mereka bisa beraksi di mana saja.
Pertimbangan aksi bukan pada wilayah, melainkan pada target atau santapan
"lezat".
***
Ciri khas
lain penjahat lintaspropinsi adalah menggandeng patner lokal. Patner lokal ini
yang mencari target berikut seluk-beluk lokasi serta bobot rupiahnya. Bila
disetujui, strategi digarap bareng-bareng, termasuk penentuan saat eksekusi.
Kesialan
komplotan ini adalah, semua rencana bocor. Terendus polisi. Sehingga semua
kegiatan komplotan dibayangi polisi. Meski demikian, komplotan ini masih nekat.
Yakni mencoba pindah ke rencana kedua dan ketiga. Boleh jadi inilah titik lemah
komplotan ini. Terlalu memaksakan kehendak.
Salut untuk
Polisi Kebumen. Kehebatan polisi adalah ketika memutuskan menangkap komplotan
itu, meski sebenarnya belum beraksi. Jadi, ketika ketiga rencana bubrah, dan
penjahat memutuskan kabur, polisi langsung memburu dan menangkapnya.
Polisi
Kebumen bisa menjerat komplotan ini lewat kasus kepemilikan senjata api.
Sedangkan Polisi Subang dan Brebes dapat menjerat komplotan ini melalui kasus
perampokan. Penjahat semacam ini layak mendapat hukuman berlapis. Usai dihukum
di Kebumen, dihukum pula di Subang dan Brebes.***
Selengkapnya
:
http://www.kompasiana.com/nurhadi_saadi/kejahatan-terencana_55107a86813311373abc63d0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar