Menjenguk pasien di rumah sakit bisa berpotensi ketularan penyakit. Penyakit tersebut bukan saja berasal dari pasien yang dijenguk namun juga dapat disebabkan berbagai virus atau bakteri yang ‘beterbangan’ di sekitar rumah sakit.
Infeksi di rumah sakit (RS) atau nosokomial dapat diidap pasien, perawat, dokter, bahkan pembesuk jika kesehatan lingkungan rumah sakit tidak dijaga atau terawat.
Ketua Departemen Mikrobiologi FKUI dr. Anis Karuniawati, PhD, SpMK(K) menjelaskan, infeksi di RS dapat menyebar lewat pasien, tenaga kesehatan, pengunjung, peralatan, makanan atau minuman, lingkungan sekitar, maupun akibat tindakan tertentu yang dilakukan tenaga kesehatan untuk tujuan diagnosa atau terapi.
“Mengingat pentingnya peran lingkungan RS dalam pencegahan nosokomial, persyaratan kesehatan lingkungan RS harus dipenuhi sesuai standar,” tegasnya ketika mengikuti diskusi “Penyebaran Infeksi di Rumah Sakit Harus Dikendalikan” di Ruang Seminar Departemen Mikrobiologi FKUI Jakarta, pekan lalu.
Untuk mencegah risiko nosokomial di RS, pihaknya menyarankan pengunjung mesti mematuhi semua peraturan di RS. Seperti jam besuk, usahakan jangan membawa makanan dari luar, cuci tangan pakai sabun antiseptik sebelum dan sesudah memasuki RS dan ruang pasien. Penting juga untuk diketahui , mengurangi interaksi fisik dengan pasien, bersalaman tangan atau cium pipi, dan gunakan masker jika badan Anda kurang fit.
Selain itu, kata Anis, rumah sakit harus melakukan upaya preventif dan kuratif guna mencegah infeksi di RS. Misalnya, pembersihan secara rutin, agar dinding, lantai, tempat tidur, jendela, tirai, kamar mandi dan alat-alat medis bersih serta steril dari debu, kotoran, kuman dan lainnya.
“Pengaturan siklus udara yang baik di setiap fasilitas kesehatan. Sebab, kamar dengan perlakuan seperti itu lebih banyak menurunkan risiko penularan penyakit infeksi,” tegasnya.
Pencegahan lainnya adalah setiap RS harus membangun sistem penyediaan air bersih yang dapat meminimalisir kemungkinan terkontaminasi bakteri patogen. Menyediakan selalu sarana mencuci tangan pakai air yang mengalir dan sabun antiseptik, serta tisu sekali pakai guna mengeringkan tangan. “Jika salah satu tidak terpenuhi, pasien atau pengunjung dapat mempertanyakan hal tersebut,” cetusnya.
Staf pengajar Kedokteran Okupasi Departemen Ilmu Kedokteran Komunikasi (FKUI) Dr. Muchtaruddin Mansjur, PhD menambahkan, pasien harus kritis saat menerima pelayanan dari rumah sakit.
Ia juga meminta pengunjung juga mematuhi peraturan di rumah sakit mengenai jam besuk. Termasuk, jangan membawa anak di bawah usia 12 tahun masuk rumah sakit.
“Yang lebih penting adalah cuci tangan. Begitu ada kesempatan, harus segera mencuci tangan. Cara terbaik mencuci tangan adalah menggunakan sabun antiseptik, kemudian cuci semua bagian tangan sampai pergelangan,” jelasnya.***Ant.H***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar