ad

Rabu, 24 Agustus 2016

Trump Tetap Akan Bangun Tembok Penghalang Imigran

: Donald Trump menolak mengubah rencana mendeportasi sebelas juta imigran gelap dari Amerika Serikat dan membangun tembok besar di daerah yang berbatasan dengan Meksiko.


Hal itu disampaikannya meski manajer tim kampanye Trump mengindikasikan akan adanyapendekatan berbeda dari sang calon presiden.
Dalam kampanye terbaru di Akron, Ohio, Senin (22/8/2016), capres asal Partai Republik itu cenderung tak menggunakan kata-kata yang sudah disiapkan tim kampanye. Ia beberapa kali berbelok dari naskah yang disajikan di alat teleprompter.


Merespons para pendukungnya yang terus berteriak, "Bangun Tembok," Trump memastikan perbatasan selatan AS akan ditutup rapat. Wacana ini populer di kalangan pekerja kulit putih, namun menyinggung etnis Latin dan Asia di AS. Padahal, Trump membutuhkan suara dari Latin dan Asia yang banyak tinggal di negara bagian Colorado, Nevada dan Florida.

"Jangan khawatir. Kita akan membangun tembok itu," ujar Trump. "Tembok itu akan dibangun sangat cepat, Anda semua akan terkejut. Dan satu lagi, Meksiko yang akan membayar biaya pembangunannya," sambung dia.


Imigran gelap asal Meksiko diproses otoritas Texas. (Foto: AFP)

Selain keimigrasian, Trump juga berjanji menegakkan hukum dengan aturan yang lebih ketat ketimbang dalam masa kepemimpinan presiden lain. Salah satu prioritasnya adalah menghabisi kelompok kriminal, seperti geng bersenjata Los Angeles. "Mereka akan habis dalam waktu cepat," tegas dia.

Sebelumnya, manajer baru tim kampanye Trump, Kellyanne Conway, mengindikasikan adanya perubahan sikap terkait rencana deportasi sebelas juta imigran. "(Rencana) itu akan ditentukan lebih lanjut," ucap Conway.

Mengekor di belakang capres Hillary Clinton dari Partai Demokrat dalam beberapa polling, Trump mencoba memperluas jangkauannya kepada warga AS dari komunitas kulit hitam dan Hispanik.

Popularitas Trump di sejumlah polling nasional merosot dalam beberapa pekan terakhir. Survei di beberapa negara bagian krusial seperti Pennsylvania dan New Hampshire menunjukkan keunggulan Clinton dari Trump.

Sebuah survei dari Reuters/Ipsos pada 19 Agustus memperlihatkan Clinton unggul 8 persen dari Trump, 42 berbanding 34.


(http://internasional.metrotvnews.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar