ad
Sabtu, 24 Mei 2014
Microsoft Bekali Wanita Pengusaha Indonesia soal Bahaya Cyber Crime
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) bersama Microsoft Indonesia bertekad memerangi maraknya kejahatan dunia internet atau cyber crime di Tanah Air.
Melalui kerjasama ini, para pekerja wanita diharapkan mampu meningkatkan peranannya dalam kewirausahaan untuk sepenuhnya menyadari masalah yang berkembangan tentang kejahatan dunia maya dan secara bijak mengadopsi produk dan solusi IT, seperti cloud computing untuk perlindungan data.
Nita Yudi, ketua umum DPP IWAPI mengatakan, wanita harus bisa juga memanfaatkan teknologi untuk menunjang kekuatan usahanya. “Kami percaya wanita penguasaha mampu memanfaatkan teknologi informasi (IT) untuk produktivitas yang lebih besar, karena TI adalah kunci untuk meningkatkan itu semua (efisiensi, produktivitas, skala dan transparansi),” ujar Nita Yudi di sela-sela seminar ‘Peranan Komputasi Awan dalam Memajukan Dunia Usaha” di Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Tony Seno Hartono, National Technology Officer Microsoft Indonesia mengatakan, komputasi awan adalah solusi tepat untuk mengatasi masalah keamanan TI.
Menurutnya, banyak dari pengguna internet maupun pengusaha yang kurang peduli dengan keamanan ketika beraktifitas di internet, hal ini mendorong para pelaku cyber crime untuk melancarkan aksinya.
Padahal, menurut Keshav S. Dhakad, Regional Director, IPR & Digital Crimes Unit bahwa berdasarkan data Norton pada 2013, 12 orang menjadi korban kejahatan dunia maya setiap detiknya, membuat korban hampir 400 juta orang setiap tahun, dan merugikan konsumen sekira USD113 miliar.
Menurutnya, Indonesia selalu masuk dalam posisi tertinggi dalam tingkat kejahatan di dunia maya. “Kita selalu bersaing dengan China, kalau tidak peringkat satu ya kedua, selalu begitu berganti-gantian,” tuturnya.
Di Indonesia, kejahatan dunia maya telah menjadi masalah serius dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2011, Tim Indonesia Security Response mencatat, sekira satu juta serangan dunia maya diarahkan ke Indonesia setiap harinya, dan kebanyakan dalam bentuk malware dan phising, terutama ditujukan pada sistem informasi lembaga keuangan dan pemerintahan.
Apalagi akibat serangan Malware itu, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan untuk membenahi kejahatan dunia maya, ratusan bahkan miliaran rupiah. (techno.okezone.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar