Seorang pemuda dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun usai merencanakan untuk melancarkan serangan dan memenggal polisi di Australia. Dilaporkan, ia akan melancarkan serangan itu pada Hari Anzac, hari di mana para warga Australia memperingati para tentara yang berjuang serta meninggal untuk Australia.
Sebagaimana dikutip dari AFP, Selasa (6/9/2016) Sevdet Besim (19) mengaku bersalah dalam kejahatan merencanakan dan mempersiapkan tindakan terorisme yang akan ia lancarkan pada 2015 di Melbourne.
BERITA REKOMENDASI
Mahkamah Agung di Victoria sebelumnya sudah mendengarkan rekaman yang menjadi bukti ketika Besim mendiskusikan pesan rahasi dengan seorang bocah asal Inggris berusia 14 tahun.
Bocah yang tidak disebutkan namanya itu merupakan “otak” dibalik rencana serangan pada Hari Anzac. Dilaporkan, bocah tersebut dijatuhi hukuman penjara lima tahun pada Oktober lalu.
Hakim Michael Croucher menyebut Besim mengajukan tindakan keji yang bertujuan untuk melakukan kejahatan kekerasan ekstem, mengintimidasi pemerintah dan menyerbarkan ketakutan yang luas.
“Bagi mayoritas (warga) di komunitas, sangat tidak terduga, seorang remaja berusia 18 tahun berencana untuk membunuh petugas penegak hukum, menabraknya menggunakan mobil dan memenggal kepalanya menggunakan pisau,” tutur Croucher.
Besim yang ditangkap seminggu sebelum Hari Anzac disebut memiliki hubungan dengan Numan Haider. Haider sendiri ditembak mati oleh pasukan kontraterorisme Australia pada 2014, usai ia menusuk dua anggota polisi.
Croucher menambahkan Besim sebenarnya ingin pergi ke Timur Tengah untuk bergabung dengan ISIS, namun paspornya ditolak. Ketika Haider tewas, Besim memutuskan untuk melancarkan serangan di Melbourne.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar