ad

Kamis, 13 Agustus 2015

Transaksi pelaku penyimpangan KJP terdeteksi Bank DKI


Transaksi pelaku penyimpangan KJP terdeteksi Bank DKI - Nilai rekayasa capai ratusan ribu rupiah - Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat berbincang bareng Wapres JK soal denah DKI jakarta.(Foto: ilustrasi/ist)Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat berbincang bareng Wapres JK soal denah DKI jakarta.
code: 160x600, idcomsky1


 Pelaku penyalahgunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) sudah dikantongi Pemprov DKI.
Temuan itu diungkap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menyebutkan dirinya bakal mencabut kartu kepesertaan siswa dari dana bantuan KJP akibat penyimpangan penggunaan KJP.
“Itu kan kejahatan, dia (orangtua mainkan KJP) miskin banget anaknya. Ya saya bilang kalau miskin jaga dong KJP,  kasihan kan kalau kita stop KJP gara-gara orang seperti ini,” terang ia di Balai Kota Jakarta, Rabu (5/8/2015).
Meski begitu, pengguna pelanggar KJP bakal pula dijerat konsekuensi hukum.
“Saya bilang kalau ini tidak dihukum semua orang nantinya tambah kurang ajar, mereka harus dipidanakan. Caranya saya enggak tahu, nanti saya laporin,” beber eks politisi Komisi II DPR RI itu.
Eks Bupati Bangka Belitung itu mengungkapkan modus yang digunakan kebanyakan pelanggar kartu tersebut.
Para pelaku, imbuh Ahok, kerap merekayasa penggunaan kartu kebanyakan berasal dari orangtua pemegang KJP.
Rekayasa yang dilakukan para orangtua tersebut yakni bekerjasama dengan petugas stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Petugas bakal menggesek KJP jika ada konsumen pemegang kartu akan mengisi bahan bakar. Dari proses penggunaan itu, orang tua si anak bakal mengantongi uang tunai dari petugas pom bensin.
“Pola ini biasanya dimainkan oknum petugas pom bensin dengan oknum sopir. Jadi ngisinya cuma dikasih cash berapa dia mainin. Nah ini dipakai pola yang sama,” tandas Ahok.
Rupanya, data rekayasa transaksi non cash itu terdeteksi langsung oleh Bank DKI. Bank pelat merah itu dapat memantau jumlah transaksi dan nilai rupiah yang digunakan.
Terdapat transaksi yang terdeteksi berlangsung pada sejumlah toko yang tak menjual kebutuhan pendidikan misal, SPBU dan karaoke. Nilai transaksi yang digunakan pun tergolong fantastis dan mencapai Rp700 ribu. sumber: LENSAINDONESIA.COM:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar