Perang Kartel Narkotika Makin Membara dan Mengguncang Meksiko
Hari Jumat (22/5/2015) merupakan hari paling berdarah di Meksiko dalam
masa kepemimpinan Presiden Enrique Pena Nieto. Sedikitnya 44 orang tewas
dalam baku tembak selama tiga jam antara pasukan keamanan Meksiko dan
kelompok kartel narkotika di sebuah peternakan terpencil yang dikenal
dengan nama Rancho del Sol, di dekat kota Tanhuato, salah satu markas
anggota kartel Generasi Baru Jalisco (Jalisco New Generation/JNG), dekat
perbatasan Negara Bagian Michoacan dengan Negara Bagian Jalisco.
Awalnya polisi federal menerima informasi bahwa kelompok bersenjata
berkumpul di sebuah peternakan. Ketika tentara dan polisi federal
mendekati lokasi tersebut, tiba-tiba dari sebuah kendaraan muncul
kelompok lelaki bersenjata yang melepaskan tembakan. Kendaraan itu
kemudian merapat ke arah peternakan dan masuk ke sebuah gudang di sana.
Sebanyak 500-an tentara dan polisi federal yang menggunakan peluncur
roket dan senjata semiotomatis mengejar dan mengepung mereka dari udara
dan darat. Baku tembak itu akhirnya menewaskan puluhan anggota kartel,
termasuk dua anggota polisi federal dan melukai satu polisi lainnya.
Video yang diperoleh Associated Press memperlihatkan polisi federal
berada di lokasi di tengah kobaran api dan jenazah tergeletak di ladang,
di samping peralatan pertanian. Di dekatnya tampak sejumlah pakaian,
kasur, dan sleeping bag penuh noda darah. Pihak keamanan
Meksiko menahan 3 orang dan menyita 36 senjata semiotomatis, 2 senjata
lebih kecil, serta 1 granat dan senapan kaliber 50. Aparat juga menyita 8
kendaraan, 6 di antaranya hangus terbakar.
Polisi tidak menyebutkan nama pemilik peternakan seluas 112 hektar
tersebut dengan alasan keamanan. Di kawasan itu terdapat rumah besar dan
lapangan tenis. Peternakan itu sudah beroperasi selama 15 tahun.
Komisioner Keamanan Nasional Alejandro Rubido, seperti dikutip The Telegraph,
menyebutkan, para tersangka yang tewas dalam baku tembak itu adalah
anggota organisasi kriminal yang wilayah operasinya di Negara Bagian
Jalisco. Meski tidak menyebutkan secara khusus kartel JNG, Rubido
menggambarkan kartel narkotika itu menguasai wilayah di lokasi terjadi
baku tembak.
Hanya dalam beberapa tahun, kartel JNG berkembang pesat dari sebuah
faksi kecil dalam kartel Sinaloa menjadi kelompok kriminal terkuat di
Meksiko. Kartel ini masuk dalam daftar hitam organisasi kejahatan
narkotika yang disusun Amerika Serikat.
Pesatnya perkembangan kartel JNG mencerminkan perubahan peta kejahatan
terorganisasi di Meksiko. Setelah banyak bos-bos kartel narkotika di
Meksiko diburu aparat keamanan dan terbunuh dalam serangan, kartel JNG
justru mengambil keuntungan dari rontoknya kartel-kartel lain. Mereka
mengambil alih wilayah kartel-kartel yang sudah melemah.
Kekerasan bersenjata
Perbatasan Negara Bagian Michoacan dan Jalisco merupakan wilayah yang
dikuasai kartel JNG dan menjadi lokasi berbagai insiden kekerasan dalam
beberapa tahun terakhir.
Di kota La Barca, pada 2013, Pemerintah Meksiko menemukan lebih dari
lima lusin jenazah di kuburan massal yang terkait dengan kartel Jalisco.
Pada 2014, kelompok bersenjata menembak mati wali kota Tanhuato.
Pada 2015, dalam beberapa pekan terakhir, kartel JNG telah melakukan
serangkaian serangan besar-besaran terhadap polisi federal dan polisi
lokal. Sedikitnya 20 anggota polisi tewas dalam serangan kartel itu
sejak Maret 2015.
(http://print.kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar