Jaksa Agung Basrief Arief berharap penggantinya ke depan pada pemerintahan baru di bawah Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), sebaiknya diisi internal kejaksaan. Sebab diakui dia secara anatomi di Korps Adhyaksa ada di dalam lingkungan kejaksaan itu sendiri.
"Kalau ditanya harapan, harapan saya tentunya dari internal artinya karierlah. Karena anatomi daripada kejaksaan tentunya dari dalam sendiri. Sekalipun banyak orang yang baik mungkin ya. Apalagi kalau ditanya harapan saya, saya berharap masih tetap dari dalam yang berasal dari internal," kata Barief di Gedung Kejagung, Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Ia melihat ke depan Jaksa Agung baru harus mampu meningkatkan sumber daya manusia yang mumpuni karena ke depan makin rumit atau semakin kompleks yang berkaitan di kejaksaan.
"Sehingga bagaimanapun seorang jaksa itu mumpuni terhadap persoalan atau berkaitan masalah hukuman. Tidak saja masalah pidana tentunya, perdata dan bahkan pidana dan perdata internasional pun harus dikuasai," ujar dia.
Basrief mengakui capaian yang diraihnya sejak menjabat tahun 2011 mengganti posisi Jaksa Agung lama Hendarman Supandji, sudah ada kemajuan kinerja kejaksaan. Meski diakuinya tidak bisa dipungkiri masih ada jaksa nakal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan.
"Seperti saya singgung tadi terkait masalah bagaimana pun harus terus kita asa dan kita berikan keterampilan yang cukup. Terutama terkait masalah integritas, moral itu tidak bisa ditawar untuk diperhatikan lagi," tandas dia.
Namun, saat disinggung apakah siap didapuk kembali sebagai Jaksa Agung di kabinet Jokowi-JK, Basrief dengan tegas menolaknya. Ia pun mempersilakan junior-juniornya untuk maju berkarier.
"Sebaiknya junior saya, masih ada yang lebih baik," tandas dia. (http://news.liputan6.com/)
"Kalau ditanya harapan, harapan saya tentunya dari internal artinya karierlah. Karena anatomi daripada kejaksaan tentunya dari dalam sendiri. Sekalipun banyak orang yang baik mungkin ya. Apalagi kalau ditanya harapan saya, saya berharap masih tetap dari dalam yang berasal dari internal," kata Barief di Gedung Kejagung, Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Ia melihat ke depan Jaksa Agung baru harus mampu meningkatkan sumber daya manusia yang mumpuni karena ke depan makin rumit atau semakin kompleks yang berkaitan di kejaksaan.
"Sehingga bagaimanapun seorang jaksa itu mumpuni terhadap persoalan atau berkaitan masalah hukuman. Tidak saja masalah pidana tentunya, perdata dan bahkan pidana dan perdata internasional pun harus dikuasai," ujar dia.
Basrief mengakui capaian yang diraihnya sejak menjabat tahun 2011 mengganti posisi Jaksa Agung lama Hendarman Supandji, sudah ada kemajuan kinerja kejaksaan. Meski diakuinya tidak bisa dipungkiri masih ada jaksa nakal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan.
"Seperti saya singgung tadi terkait masalah bagaimana pun harus terus kita asa dan kita berikan keterampilan yang cukup. Terutama terkait masalah integritas, moral itu tidak bisa ditawar untuk diperhatikan lagi," tandas dia.
Namun, saat disinggung apakah siap didapuk kembali sebagai Jaksa Agung di kabinet Jokowi-JK, Basrief dengan tegas menolaknya. Ia pun mempersilakan junior-juniornya untuk maju berkarier.
"Sebaiknya junior saya, masih ada yang lebih baik," tandas dia. (http://news.liputan6.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar