ad

Rabu, 28 Mei 2014

Malaysia Janji Gempur Habis Perjudian

 Kementerian Dalam Negeri Malaysia akan menggempur habis aktivitas judi di negara ini tanpa pandang bulu, dan tidak akan memberi peluang kepada para pelaku, kata Wakil Menteri Dalam Negeri Datuk Dr Wan Junaidi Tuanku Jaafar.
“Saya pun tidak faham kenapa ada masyarakat kita yang masih mempunyai kecenderungan untuk menjadi kaya dalam tempo singkat karena semua orang tahu bahwa judi bukan hanya merugikan diri sendiri namun juga negara,” katanya seperti dikutip sebuah media terbitan Kuala Lumpur, Selasa [27/05].
Sebelumnya dilaporkan sebanyak 7,9 miliar ringgit uang dibelanjakan untuk kegiatan judi di seluruh Malaysia. Dr Wan Junaidi mengatakan kegilaan masyarakat untuk berjudi terdorong oleh tawaran mendapat keuntungan dalam tempo singkat.
“Persoalannya adalah kenapa judi masih terjadi sedangkan peraturan sudah ketat dan penegakan hukum sudah berjalan. Kita akan membuat kajian mengenainya dan beberapa perkara lain yang bersangkutan selain meneruskan penyelidikan dan tindakan proaktif untuk memberantas kegiatan itu hingga akarnya,” katanya.
Akibat ketagihan bermain judi, beberapa penjudi mengaku hidupnya berantakan dan terlilit hutang.Seorang warga yang dikenali sebagai Hamden, seorang penyelia perusahaan kontraktor, mengaku ketagihan bermain judi internet sehingga kehabisan uang dan tidak mampu membeli beras serta keperluan dapur. Dua anaknya yang berumur 10 dan delapan tahun kelaparan di rumah sehingga istrinya terpaksa minta bantuan keluarga untuk membeli keperluan dapur.
Judi bola
Sementara itu, menjelang digelarnya Piala Dunia Sepakbola 2014 di Brazil, rentenir semakin agresif menawarkan pinjaman bagi penggemar judi bola. Mereka menyasar penjudi berusia 30 hingga 50 tahun, bahkan pelajar sekolah menengah pun juga jadi sasaran para rentenir itu.
Kepala Biro Aduan Partai Gerakan, Wilson Lau Hoi Keong mengatakan jumlah peminjam akan meningkat hingga 50 persen dibanding hari-hari biasa setiap kali Piala Dunia berlangsung.
Wilson mengatakan, pada 2010 sebanyak delapan kasus dilaporkan gagal bayar hutang untuk judi sebanyak 2 juta ringgit dengan 15 ribu ringgit pinjaman dilakukan oleh pelajar.
Pinjaman yang diberikan kepada pelajar berkisar antara 200 hingga 1.000 ringgit, sedangkan pinjaman kepada individu lain maksimal sebanyak 1 juta ringgit dimana peminjam bahkan sanggup menjadikan rumah sebagai agunan demi mendapatkan uang untuk berjudi, kata Wilson. (beritasore.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar