Aruna Ramchandra Shanbaug mengalami cedera
otak serius dan koma. Dalam empat dekade terakhir, dia berada di rumah
sakit dalam keadaan tak sadarkan diri. (Ilustrasi/Thinkstock)
Mengutip Indian Express, Aruna Ramchandra Shanbaug meninggal dunia akibat serangan jantung menyusul pneumonia yang dideritanya setelah empat dekade dalam keadaan vegetatif atau koma.
Menurut dr. Ahmad Pazare, kepala medis di Rumah Sakil King Edward Memorial (KEM), Mumbai, kondisi wanita 68 tahun itu sempat membaik sebelum terjadi serangan jantung yang tiba-tiba.
|
Shanbaug bekerja sebagai perawat muda di KEM saat insiden yang menimpanya terjadi pada 27 November 1973. Wanita yang baru saja pindah dari Karnataka itu diperkosa oleh seorang pembersih rumah sakit bernama Sohanlal Bhartia Valmiki.
Shanbaug yang diikat dengan rantai anjing disodomi oleh Valmiki hingga mengalami cedera otak serius dan koma. Sejak saat itu, dia dirawat di bangsal No. 4 di KEM.
Valmiki divonis tujuh tahun penjara setelah terbukti bersalah atas dakwaan perampokan dan percobaan pembunuhan.
Pada Maret 2011, kasus Shanbaug memunculkan wacana soal euthanasia atau suntik mati. Mahkamah Agung India menolak petisi yang diajukan oleh penulis Pinki Virani yang mendesak dilakukan "pembunuhan kasih sayang" terhadap Shanbaug yang tidak juga memperlihatkan tanda akan sadar.
Langkah Virani itu juga ditentang oleh para dokter dan perawat di KEM yang merawat Shanbaug sejak pertama kali dia koma.
Perkosaan menjadi momok di India terutama setelah perkosaan seorang wanita di atas bus di Delhi tahun 2012 lalu yang menewaskan korban. Kasus ini, disusul beberapa kasus lainnya, memicu kemarahan warga yang memaksa pemerintah menerapkan hukuman mati bagi pelaku perkosaan.
Juli tahun lalu Biro Pencatatan Kriminal Nasional India, NCRB, mencatat setiap harinya 83 wanita diperkosa di negara itu. New Delhi bahkan mendapat julukan sebagai 'ibu kota pemerkosaan di dunia'.
Menurut Biro Catatan Kriminal Nasional India, ada 309.546 kejahatan terhadap wanita yang dilaporkan ke polisi pada tahun 2013, naik dari 244.270 kasus di tahun sebelumnya. (http://www.cnnindonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar