Tribun Lampung
Ilustrasi
Lima polisi hutan (polhut) nyaris terluka saat belasan pembalak liar (pelaku illegal logging) mengejar mereka dengan senjata tajam di kawasan Konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Pocut Meurah Intan Saree, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, Jumat (15/8/2014) pagi.
Meski tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, lantaran petugas berhasil kabur, tapi tiga unit sepeda motor operasional milik polhut dirampas para pembalak liar.
Diperoleh informasi, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.15 WIB, saat lima petugas pengamanan hutan (pamhut) melakukan patroli rutin.
Polhut yang mendapat kabar ada pembalakan liar di kawasan Tahura Pocut Meurah Intan, langsung bergerak ke lokasi yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Pos Pamhut UPTD Tahura Saree. Ternyata kabar tersebut benar.
Apalagi karena lokasi pembalakan itu tak terlalu jauh dari jalan nasional Banda Aceh-Medan, sehingga suara gergaji mesin (chainsaw) terdengar jelas oleh polhut tersebut maupun para pengguna jalan yang melintas.
"Jadi, pada saat petugas memasuki kawasan itu yang masih termasuk dalam wilayah Tahura Pocut Meurah Intan, kami langsung temukan tumpukan kayu yang sedang dibelah-belah. Awalnya, tak ada seorang pun di sana. Tapi, pada saat kami ingin melaporkan temuan itu, tiba-tiba belasan orang yang berada di warung sekitar kawasan itu ke luar dan langsung meneriaki kami. Jumlah mereka ada 20 orang," kata seorang polhut yang menghubungi Serambi (Tribunnews.com Network), Minggu (17/8/2014), sembari meminta namanya tak dipublikasi.
Ia menjelaskan, bersamaan dengan teriakan tersebut massa yang ada warung itu pun mulai mengejar polhut dengan beringas, sambil melempari petugas dengan parang. Melihat gelagat yang tidak baik, petugas memilih berlari menyelamatkan diri sambil meninggalkan tiga sepeda motor operasional yang tak sempat diambil.
"Massa sudah begitu dekat dengan kami dan keadaan semakin tidak terkendali. Kami memilih menyelamatkan diri. Apalagi, ketika mereka lihat petugas, tidak terbayangkan apa yang terjadi jika tertangkap," ujarnya.
Menurutnya, tindakan tersebut tidak dapat dibiarkan karena aksi itu tidak terjadi secara spontan, melainkan telah dikoordinir oleh seorang preman yang sering bikin onar di kawasan tersebut setiap kali petugas datang.
"Penyerangan itu dipimpin oleh seorang preman yang tinggal di kawasan itu. Masalahnya, pelaku merupakan orang yang sama yang selalu menghalang-halangi petugas. Bahkan, beberapa waktu lalu, pelaku juga pernah ingin menebas petugas. Kami minta persoalan ini harus jadi pemikiran semua pihak, sebelum nyawa petugas Pamhut Tahura ini melayang," kata polhut tersebut.
Kepala UPTD KPH Tahura Pocut Meurah Intan, M Daud SHut MSi, mengatakan kejadian itu akan dia laporkan ke aparat kepolisian, dengan harapan para pelaku yang arogan terhadap petugas polhut tersebut dapat diproses secara hukum.
Apalagi tindakan para pembalak liar itu sudah sangat meresahkan.
"Tindakan ini tidak bisa ditolerir karena jiwa petugas kami terancam. Harapan kami ke depan, petugas kami, khususnya yang bertugas di lapangan bisa memiliki senjata api dan sedang kami usulkan. Bila tidak, maka jiwa anggota polhut akan terus terancam dan sangat tidak nyaman menjalankan tugas menjaga hutan Aceh ini," ujar Daud.
Sementara itu tiga unit sepeda motor yang sempat dirampas para pembalak liar itu sudah dikembalikan, Sabtu (16/8/2014).
"Para pembalak hutan Aceh ini sudah sangat beringas. Bila tindakan mereka terus dibiarkan, maka hutan Aceh ini akan segera gundul," kata Daud. (www.tribunnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar