Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menyatakan akan terus meningkatkan patroli guna memberantas pembalak liar yang mengakibatkan sebagian hutan menjadi gundul dan mengancam ketersediaan bahan baku air bersih.
"Hutan-hutan di Batam memiliki fungsi sebagai daerah serapan air sejumlah dam. Jika hutan-hutan yang pada umumnya berdekatan dengan dam dibabat, maka debit air akan cepat berkurang dan mengancam ketersediaan air bersih," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam Dwi Djoko di Batam, Jumat (15/8).
Batam, lanjutnya, tidak memiliki sumber air baru dan hanya mengandalkan air hujan yang ditampung di enam dam, yang masing-masing dikelilingi hutan lindung sebagai wilayah serapan.Namun, rata-rata pohon yang berukuran besar sudah dibalak sehingga wilayah serapan air rusak.
"Maka, tidak bisa dibiarkan," ujarnya.
Kawasan yang paling rusak akibat pembalakan ialah sekitar Dam Duriangkan yang memiliki persediaan air terbesar untuk kebutuhan masyarakat Batam.
Sejak Kamis (14/8) hingga hari ini puluhan petugas Direktorat Pengamanan BP Batam masih berusaha mengevakuasi temuan sekitar 400 kayu berbentuk balok dari pembalakan hutan Duriangkang yang belum dibawa pelaku.
Lokasi yang sulit dijangkau, membuat evakuasi mengalami kesulitan. Mobil truk yang hendak membawa kayu harus didorong dengan ekskavator agar bisa sampai ke lokasi yang berjarak sekitar dua kilometer dari jalan umum. Kayu-kayu tersebut ditemukan pada Senin (11/8), namun pelaku yang diperkirakan berjumlah 10 orang berhasil melarikan diri dari kejaran petugas.
"Kerugian akibat pembalakan tersebut sudah miliaran rupiah," katanya. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar