ad

Sabtu, 23 Mei 2015

PT. SISM dan PSM Babat Hutan Lindung

Ilustrasi Penebangan. Foto: MD Group
PT. SISM dan PSM diduga melakukan pembalakan areal hutan lindung yang didalamnya terdapat habitat orang utan.
Rupanya tak hanya itu, kedua perusahaan tersebut juga melanggar garis hijau zona NKT dalam areal hutan prima dan produktif serta menebar janji bohong kepada masyarakat Dayak Kebui soal program pemberdayaan dan rekrutmen tenaga kerja. Hal tersebut diungkapkan Krisna M. Elyas, S.PAK, aktivis LSM Ketapang belum lama ini.
Menurut Elias, pada waktu awal pembukaan lahan PT. SISM sekitar tahun 2005/2006 pengarapan lahan estate mulia 2 dan 3 telah terjadi pengrusakan hutan prima. Dimana dalam areal hutan tersebut sejak lama menjadi tempat berlindungnya orang utan, kelempio, rusa, burung tingang, burung ruwek, burung Ruai, klasi, kepuhan dan satwa lainnya.
Disamping itu, tumbuhan rotan yang merupakan mata pencaharian masyarakat setempat turut dibabat yang berada di willayah Bukit Mayang Bunga degan ketinggian 800 hingga 1200 meter DPL. Pelanggaran Zona NKT juga terjadi pada estate mulia 4 bukit Sekijang seluas 60 hektar serta pembabatan areal Bukit Cinta.
Kemudian, lanjut Elias, pada areal Estate mulia 5, juga terjadi pengerusakn hutan prima dan pembabatan tempat perlindungan satwa liar oleh perusahaan tersebut. “Hutan ulayat adat keluarga pak Sawang tak luput dari keganasan PT. SIM dan PSM,” ujar Elias.
Alhasil, papar Elias, hutan adat pun ikut menjadi objek investor asing yang tidak peduli pada kelestarian llingkungan masyarakat. Seperti halnya yang terjadi juga pada masyarakat dayak suka maju dan pangkalang suka. Masyarakat setempat awalnya dijanjikan kesejahtraan atas nama plasma, tapi kenyataannya sampai hari ini plasma masih degan pola 80% untuk pengusaha dan sisanya 20% untuk mesyarakat.
“Program plasma yang dijalankan PT. SISM dan PSM tidak dapat menjadikan masyarakat sejahtera. Tentunya sampai tujuh turunan orang dayak tetap akan menderita. Pembodohan yang diciptakan oleh investor asing tersebut sungguh keterlaluan,” geram Krisna M. Elyas, S.PAK.
Sementara itu, Managemen PT. SISM dan PSM ketika dihubungi media ini enggan memberikan jawaban. (http://kalbar-online.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar