Penjahat dunia maya mungkin digambarkan sebagai seorang remaja culun yang ditarik ke dalam sisi keruh dari sisi gelap internet dengan menghabiskan berjam-jam dari waktunya untuk berselancar online di kamar tidur rumah keluarganya. Namun mungkin gambaran tersebut tidak tepat lagi.
Sebuah studi baru menemukan bahwa sebenarnya kebanyakan penjahat dunia maya sudah memiliki latar belakang kejahatan tradisional. Menurut penelitian tersebut lebih dari enam dari 10 pelaku kejahatan dunia maya pernah melakukan tindak kejahatan yang tidak berhubungan dengan internet. Ini artinya mereka pada dasarnya sebelum melakukan kejahatan cyber pernah melakukan kejahatan tradisional, seperti menodong atau melakukan tindakan kekerasan.
Penelitian yang dilakukan oleh polisi Bedfordshire, Inggris ini menemukan bahwa mereka yang dihukum karena kejahatan cyber juga pernah memiliki catatan pelanggaran seperti pencurian, perampokan, dan mengambil barang di toko di dunia nyata. Sejumlah penjahat cyber juga pernah melakukan tindakan kekerasan dan penyerangan.
Para peneliti di Cambridge University yang menganalisis data kepolisian tersebut mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bukti yang menunjukkan bahwa penjahat tradisional dan pelaku kekeran mulai beralih ke dunia digital.
Jon Boutcher, wakil pimpinan Kepolisian Bedfordshire mewawancarai ratusan penjahat cyber yang dihukum untuk penelitian tersebut. Secara total, 64 persen dari penjahat cyber tersebut memiliki catatan kriminal karena pelanggaran yang tidak terkait dengan web atau internet.
Studi ini menunjukkan para penjahat tradisional mengubah perilaku mereka dan pindah ke internet. Para penjahat cyber yang tekniknya masih amatir ini menganggap kejahatan cyber berisiko rendah, tetapi dengan hasil yang tinggi.
Lawrence Sherman, direktur Cambridge University’s Institute of Criminology mengatakan bahwa ia benar-benar terkejut melihat kehadiran pelaku kejahatan kekerasan di internet karena biasanya penjahat internet digambarkan sebagai orang yang nerdy, tertutup dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk online. Ia menambahkan bahwa data tersebut merupakan bukti kuat tentang adanya perpindahan penjahat tradisional ke kejahatan cyber.
Sumber: The Telegraph
Tidak ada komentar:
Posting Komentar