"Dulu pernah rekan kami coba mengusut kasus ini, tetapi rumahnya malah dilempari bom molotov. Ini yang membuat sejumlah pengusaha lainnya memilih tutup mata," kata salah satu pengusaha SPBU di Lampung, Donny Irawan, Selasa (18/8/2015).
Para pengusaha SPBU di Lampung, kata Donny, menganggap kebocoran ini sebagai biaya distribusi.
Menurut dia, dalam sekali pengiriman, SPBU seharusnya menerima 16.000 liter BBM dari depot Pertamina Panjang. Namun, selisih pengiriman yang diterima di lokasi mencapai 100 liter.
"Bisa dibayangkan berapa kerugian kami. Dalam sehari, bisa tiga kali pengiriman dan selalu selisih terus," kata Donny.
Ia mengaku para pengusaha SPBU sudah beberapa kali melaporkan kasus ini ke polisi. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan hukum.
"Saat kami sidak di sejumlah pangkalan penimbun BBM ini, kami menjumpai oknum anggota. Tapi, sudahlah, saya tidak mempersoalkan itu, yang terpenting praktik penimbunan ini ditutup," ujar dia.
sumber: KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar