ad

Rabu, 19 Agustus 2015

Pertamina Tak Tolerir Pencurian BBM


TRIBUN NEWS / IRWAN RISMAWAN Alat pengisi bahan bakar minyak jenis baru, Pertalite RON 90, di SPBU Coco, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Rabu (22/7/2015). PT Pertamina (Persero) akan menjual Pertalite RON 90 pertama kali pada Jumat, 24 Juli mendatang di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.


  PT Pertamina tidak tolerir tindakan kriminal pencurian bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di lingkungan Terminal BBM Panjang. Menurut Humas PT Pertamina Subagsel Alicia Irzanova pada Rabu (19/8/2015) dalam setahun terakhir, Pertamina sudah menambah segel tambahan dengan melibatkan secara langsung Hiswana Migas, menambah CCTV di gatekeeper dan menyegel dan memonitor takaran.

"Bahkan Pertamina telah langsung memecat supir yang ketahuan bandel dan berhenti di sembarang tempat," kata dia.

Kemudian di SPBU sendiri, Pertamina juga mengawasi penerimaan dan penyaluran lewat laporan bulanan SPBU. "Kami meminta peran serta masyarakat untuk mengawasi pendistribusian BBM, apabila melihat adanya penyelewengan dapat segera melaporkan ke aparat agar dapat ditindak secara pidana karena pencurian BBM adalah tindakan kriminal," ujar dia.

Pihaknya meyakinkan pada pengusaha SPBU bahwa volume BBM yang terkirim akurat dan telah melewati tahapan-tahapan ketat. "Namun kalau saat penerimaan juga kurang, pihak SPBU boleh mengembalikan kepada kami. Seperti kita memesan barang tidak sesuai bisa dikembalikan," ucapnya.

Sebelumnya pengusaha SPBU di Lampung melakukan penutupan paksa terhadap sejumlah pangkalan penimbunan BBM yang berlokasi di Jl Soekarno - Hatta Bypass Bandarlampung. Pangkalan tersebut berkedok bengkel dan tambal ban.

Ketua Hiswanamigas Provinsi Lampung Toto Herwantoko mengeluhkan persoalan "bocor" BBM diperjalanan sudah berlansung tiga tahun. Setiap tanki yang dikirimkan menurutnya selalu berkurang mencapai 100 liter per tanki. "Bisa dibayangkan satu SPBU itu bisa dikirim dua sampai tiga kali dalam sehari. Artinya ada kekuranan sampai 300 liter per hari dan itu akhirnya kami masukkan dalam pengeluaran biaya distribusi," ujarnya.

sumber: KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar