Masyarakat Sulawesi Utara dikejutkan dengan tiga peristiwa pembunuhan yang terjadi dalam sehari. Walau ketiga peristiwa pembunuhan tersebut terjadi di tiga lokasi berbeda, namun rentetan pembunuhan tersebut membuat warga bertanya-tanya dengan situasi keamanan di daerah mereka.
Pengamat Sosial dan juga Dosen Sosiologi Antropologi Dirno Kagho mengatakan bahwa telah terjadi perubahan perilaku masyarakat khususnya di Kota Manado.
"Perubahan perilaku itu karena adanya tekanan ekonomi bagi masyarakat transisi yang bermukim di kawasan tengah kota. Mereka bisa merampok, mencuri, membunuh demi kebutuhan hidupnya," ujar Dirno, Kamis (2/4/2015).
Kawasan transisi yang dimaksud Dirno adalah pemukiman kumuh di tengah kota akibat mobilisasi penduduk yang merupakan dampak kebijakan Pemerintah Kota Manado yang terus membangun investasi ekonomi di pusat kota.
"Ini menimbulkan konsekuensi suksesi penduduk di pusat kota ke daerah peri-peri, tetapi aktivitas ekonomi tetap di pusat kota dan tidak berpindah mengikuti mobilisasi warga," jelas Dirno.
Dia juga menambahkan bahwa hal lain yang menjadi penyebab perubahan perilaku itu adalah mobilisasi tenaga kerja dari luar daerah yang berdampak buruk bagi serapan tenaga kerja lokal. Akibatnya, Sulut berada pada ketimpangan ekonomi masyarakatnya yang menyolok karena tidak terdistribusinya sumber-sumber ekonomi secara merata.
Rabu (1/4/2015), tiga kasus pembunuhan secara beruntun menjadi sajian utama berita kriminal di Sulut. Pembunuhan pertama merenggut nyawa Jerry Solar (40) yang diduga dihabisi pelaku berusia 19 tahun. Jasadnya dengan luka tusukan tombak di betis kiri ditemukan polisi yang berpatroli saat subuh.
Kasus kedua di Perumahan Dea Permata Indah, Manembo-nembo, Kota Bitung, juga terjadi pada Rabu subuh. Linda Kaulusan (63) tewas di tangan anak kandungnya sendiri. Walau pelaku diduga memiliki gangguan jiwa, namun kasus pembunuhan itu juga menghebohkan warga.
Sementara itu, kasus ketiga terjadi pada Rabu malam. Aminah Patabuga (61) tewas di tangan sopirnya. Istri mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut ini dihabisi YH (30) hanya karena persoalan gaji pelaku yang dua hari belum dibayar oleh korban. Selain membunuh, pelaku juga membawa lari sejumlah barang berharga korban.
Selain tiga kasus ini, ada tiga kasus pembunuhan lainnya yang ditangani Polresta Manado yang belum terungkap pelakunya hingga kini. Pelaku pembunuhan seorang guru yang ditemukan tewas di pinggir jalan pada Maret lalu belum diketahui. Begitu juga pelaku pembunuhan Zulfikar (24) yang ditemukan tewas di Patung Toar Lumimuut pada Agustus 2014 silam hingga kini belum diketahui.
Kasus lainnya adalah pembunuhan terhadap Andre Rakian (19) yang tewas ditusuk pria tidak dikenal di Jalan Sudirman, Wenang Utara pada September lalu. Pelakunya juga belum tertangkap. (http://regional.kompas.com/)
Pengamat Sosial dan juga Dosen Sosiologi Antropologi Dirno Kagho mengatakan bahwa telah terjadi perubahan perilaku masyarakat khususnya di Kota Manado.
"Perubahan perilaku itu karena adanya tekanan ekonomi bagi masyarakat transisi yang bermukim di kawasan tengah kota. Mereka bisa merampok, mencuri, membunuh demi kebutuhan hidupnya," ujar Dirno, Kamis (2/4/2015).
Kawasan transisi yang dimaksud Dirno adalah pemukiman kumuh di tengah kota akibat mobilisasi penduduk yang merupakan dampak kebijakan Pemerintah Kota Manado yang terus membangun investasi ekonomi di pusat kota.
"Ini menimbulkan konsekuensi suksesi penduduk di pusat kota ke daerah peri-peri, tetapi aktivitas ekonomi tetap di pusat kota dan tidak berpindah mengikuti mobilisasi warga," jelas Dirno.
Dia juga menambahkan bahwa hal lain yang menjadi penyebab perubahan perilaku itu adalah mobilisasi tenaga kerja dari luar daerah yang berdampak buruk bagi serapan tenaga kerja lokal. Akibatnya, Sulut berada pada ketimpangan ekonomi masyarakatnya yang menyolok karena tidak terdistribusinya sumber-sumber ekonomi secara merata.
Rabu (1/4/2015), tiga kasus pembunuhan secara beruntun menjadi sajian utama berita kriminal di Sulut. Pembunuhan pertama merenggut nyawa Jerry Solar (40) yang diduga dihabisi pelaku berusia 19 tahun. Jasadnya dengan luka tusukan tombak di betis kiri ditemukan polisi yang berpatroli saat subuh.
Kasus kedua di Perumahan Dea Permata Indah, Manembo-nembo, Kota Bitung, juga terjadi pada Rabu subuh. Linda Kaulusan (63) tewas di tangan anak kandungnya sendiri. Walau pelaku diduga memiliki gangguan jiwa, namun kasus pembunuhan itu juga menghebohkan warga.
Sementara itu, kasus ketiga terjadi pada Rabu malam. Aminah Patabuga (61) tewas di tangan sopirnya. Istri mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut ini dihabisi YH (30) hanya karena persoalan gaji pelaku yang dua hari belum dibayar oleh korban. Selain membunuh, pelaku juga membawa lari sejumlah barang berharga korban.
Selain tiga kasus ini, ada tiga kasus pembunuhan lainnya yang ditangani Polresta Manado yang belum terungkap pelakunya hingga kini. Pelaku pembunuhan seorang guru yang ditemukan tewas di pinggir jalan pada Maret lalu belum diketahui. Begitu juga pelaku pembunuhan Zulfikar (24) yang ditemukan tewas di Patung Toar Lumimuut pada Agustus 2014 silam hingga kini belum diketahui.
Kasus lainnya adalah pembunuhan terhadap Andre Rakian (19) yang tewas ditusuk pria tidak dikenal di Jalan Sudirman, Wenang Utara pada September lalu. Pelakunya juga belum tertangkap. (http://regional.kompas.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar