Warga Kabupaten Kendal perlu berhati-hati terhadap aksi penipuan melalui telepon atau SMS. (Ilustrasi/Okezone)
Warga Kabupaten Kendal perlu berhati-hati terhadap aksi penipuan melalui telepon atau SMS. Sebab, penipuan ini bisa menimpa siapa pun.
Seperti yang dialami oleh Irianto, salah warga Kendal, yang nyaris jadi korban penipuan melalui telepon. Saat itu, korban mendapat telepon dari orang dan nomor yang tidak dikenal, mengaku seorang guru di SMAN 2 Kendal, tempat anaknya belajar.
Dari informasi penelpon, anak korban mengalami luka parah pada kepala akibat terjatuh di sekolah. Korban kemudian diminta untuk mengirim uang sebesar Rp9 juta guna operasi di RSUD Dr Soewondo.
"Uang tersebut katanya untuk biaya operasi dan untuk biaya menebus obat di sebuah sebuah apotek yang harganya Rp9 juta," kata Irianto, Jumat (5/9/2014).
Dia pun panik karena tidak memiliki uang sebesar itu. Lalu, dia menghubungi sejumlah kerabatnya untuk meminta bantuan.
"Saya hanya memiliki uang tabungan Rp4 juta. Tapi oleh kerabat saya diminta menelepon ke sekolah untuk memastikan apakah benar ada kecelakaan yang menimpa anaknya tersebut. Ternyata anak saya sehat dan sedang mengikuti ujian, kata pihak sekolah saat saya konfirmasi," terangnya.
Sementara, Kabag Humas RSUD Soewondo Endang Setyorini mengimbau supaya masyarakat mewaspadai penipuan melalui telepon.
"Langsung hubungi pihak kami saja untuk memastikan, jika ada informasi atau penipuan seperti itu. Apakah benar ada pasien yang dimaksud apa tidak," tandasnya. (http://daerah.sindonews.com/)
Seperti yang dialami oleh Irianto, salah warga Kendal, yang nyaris jadi korban penipuan melalui telepon. Saat itu, korban mendapat telepon dari orang dan nomor yang tidak dikenal, mengaku seorang guru di SMAN 2 Kendal, tempat anaknya belajar.
Dari informasi penelpon, anak korban mengalami luka parah pada kepala akibat terjatuh di sekolah. Korban kemudian diminta untuk mengirim uang sebesar Rp9 juta guna operasi di RSUD Dr Soewondo.
"Uang tersebut katanya untuk biaya operasi dan untuk biaya menebus obat di sebuah sebuah apotek yang harganya Rp9 juta," kata Irianto, Jumat (5/9/2014).
Dia pun panik karena tidak memiliki uang sebesar itu. Lalu, dia menghubungi sejumlah kerabatnya untuk meminta bantuan.
"Saya hanya memiliki uang tabungan Rp4 juta. Tapi oleh kerabat saya diminta menelepon ke sekolah untuk memastikan apakah benar ada kecelakaan yang menimpa anaknya tersebut. Ternyata anak saya sehat dan sedang mengikuti ujian, kata pihak sekolah saat saya konfirmasi," terangnya.
Sementara, Kabag Humas RSUD Soewondo Endang Setyorini mengimbau supaya masyarakat mewaspadai penipuan melalui telepon.
"Langsung hubungi pihak kami saja untuk memastikan, jika ada informasi atau penipuan seperti itu. Apakah benar ada pasien yang dimaksud apa tidak," tandasnya. (http://daerah.sindonews.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar