Maksud hati mencari perlindungan dan penegakan hukum, orangtua ZD (16) malah diperas oknum polisi berinisial Aiptu SG.
Kenyataan pahit itu diungkap AD (61),
orang tua ZD yang menjadi korban pemerkosaan 9 pria di Desa Telo Batang
Toru, Sabtu (10/5) lalu.
Seperti dilansir Pos Metro Medan (Grup
JPNN), setelah pihaknya membuat laporan pemerkosaan yang dialami anaknya
AD ke SPK Polres Tapsel pada Selasa (13/5) sekitar pukul 01.30 WIB, AD
mengaku dimintai uang sebesar Rp 1 juta oleh petugas SPK-C berinisial
Aiptu SG.
Dengan berat hati, ia pun terpaksa menyerahkan uang yang dikumpulnya dari hasilnya berjualan ayam tersebut.
Kepada wartawan, Jumat (30/5) saat
ditemui di Kantor Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak Yayasan
Burangir, warga Kelurahan Wek II, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli
Selatan (Tapsel) itu menceritakan kisah sedihnya.
Bermula, pada Senin (12/5) lalu sekitar
pukul 19.00 WIB, anaknya menjadi korban pemerkosaan oleh 9 pria. AD
lantas melaporkannya ke Polsek Batang Toru. Namun oleh Polsek setempat
dilimpahkan ke Polres Tapsel dengan alasan kasus tindak pidana yang
menyangkut perempuan dan anak harus ditangani oleh unit PPA Polres
Tapsel.
Sesuai dengan isi surat (STPL) nomor
STPL/123/V/2014/SU/TAPSEL, Selasa (13/5) sekitar pukul 01.30 WIB, AD
melaporkannya ke unit SPK Polres Tapsel. Dan sedihnya, AD yang
seharusnya dilayani dan diayomi malah mendapat perlakuan yang tidak
semestinya. Ia mengaku diminta uang sebesar Rp 1 juta usai membuat
laporan tersebut.
"Saya heran juga, sudahlah saya yang
korban, malah saya yang pula dimintai uang oleh petugas itu. Namun
karena keadaan dan kondisi yang mengharuskan, mau tidak mau saya pun
terpaksa memberikannya," ujar pria berpenghasilan tidak tetap tersebut.
Ia sangat menyesalkan tindakan oknum
yang diketahui berinisial Aiptu SG (Kanit SPKT C Polres Tapsel,red)
tersebut dan menurutnya menciderai institusi kepolisian.
"Sampai saat ini saya tidak terima, dan
hal ini sudah saya sampaikan juga ke Kanit PPA, dan mereka juga sangat
menyayangkannya," ucapnya sedih.
"Sudahlah anak saya yang menjadi korban,
malah kami pula yang harus membayar, mungkin karena mereka
(petugas,red) menganggap kami orang kampung dan bisa dibodoh-bodohi,"
sambungnya lagi.
Senada dengan pengakuan ZD, korban
pemerkosaan yang saat itu juga mengetahui hal itu mengatakan, usai
mereka membuat laporan, tampak petugas berinisial Aiptu SG meminta uang
kepada orang tuanya tanpa alasan jelas, untuk apa uang tersebut.
"Iya Bang memang benar Bang, kami
dimintai uang sebesar Rp 1 juta, tanpa alasan yang jelas untuk apa uang
tersebut," sambungnya saat ditemui di kantor Yayasan Burangir usai
mendapat pendampingan psikologis.
Sementara itu, Kapolres Tapsel ketika
hendak dikonfirmasi melalui telelpon selulernya mengenai hal itu, enggan
menjawab. Dan ketika Pos Metro Medan berusaha mengkonfirmasi kepada
Kasat Reskrim AKP Edison Siagian, ia mengatakan pihaknya sudah
mengetahui hal tersebut, dan yang bersangkutan akan segera dipanggil
untuk membenarkan adanya dugaan pengutipan uang.
"Iya, terima kasih buat informasinya,
sebelumnya kita juga sudah mengetahuinya, dan segera akan kita panggil
yang bersangkutan untuk mendapat keterangan langsung darinya, apakah
benar atau tidak dugaan pungli tersebut," pungkasnya singkat. (www.jpnn.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar