ad

Rabu, 05 April 2017

Kriminalitas Marak dan Semakin Sadis


Kriminalitas di negara ini semakin marak dan terus mengalami tren peningkatan. Warga resah, karena sudah mengganggu keamanan dan ketenteraman mereka. Bahkan sudah mengancam jiwa warga karena aksi yang dilakukan para pelaku criminal sudah semakin canggih dan sadis. Mereka tidak segan-segan menghabisi nyawa korbannya.
 
Karuan saja maraknya aksi kejahatan itu membuat aparat kepolisian di semua wilayah DKI direpotkan, menyusul banyaknya kejahatan, seperti pencurian kendaraan bermotor, perampokan disertai pembunuhan, pemerkosaan sampai kejahatan jalanan seperti copet dan jambret. 
 
Para kriminolog memprediksi, kriminalitas masih terus terjadi dengan kemungkinan  bakal meningkat, dan akan semakin sadis. Pasalnya, selama kesejahteraan warga belum baik, angka kejahatan tidak akan bisa ditekan. 
 
Hampir setiap hari kejahatan terjadi di wilayah Jabodetabek, terutama pada akhir pekan. Berdasarkan catatan Polda Metro Jaya, pada 2015 terjadi 3.000 kejahatan setiap bulan atau ratusan setiap hari terjadi kejahatan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.  
 
Tindak pidana yang dilakukan antara lain kejahatan konvensional, kejahatan jalanan, pencurian dengan kekerasan, pencurian dengan pemberatan dan pencurian kendaraan bermotor.  
 
Belum lama ini, hasil survei internasional, The Economist Intelligence Unit, menyebutkan Jakarta sebagai kota paling tidak aman. Jakarta memang tidak mungkin terbebas sama sekali dari kriminalitas, mengingat jumlah dan mobilitas penduduk yang tinggi dan daya dukung yang jauh dari memadai untuk mencegah terjadinya kejahatan. 
 
Kondisi ekonomi yang terpuruk dan melemahnya pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka kriminalitas di Jakarta. 
 
Akibat kondisi ini pengusaha ramai-ramai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Ujung-ujungnya Jakarta sudah tidak aman bagi warganya. PHK membuat ekonomi di setiap rumah tangga morat-marit, sehingga memicu bertambahnya aksi kejahatan.  
 
Biasanya pelaku kejahatan berangkat dari ekonomi yang morat-marit, hingga akhirnya tidak mengherankan berbagai aksi nekat kejahatan di Ibukota, dan membuat warga sudah tidak aman. Penyebab lain adalah masalah urbanisasi, kemiskinan, pengangguran serta kepadatan penduduk yang tinggi. Kondisi ekonomi masyarakat yang lemah mengakibatkan jalan pintas yang diambil sebagian pihak.   
 
Untuk meminimalisir angka kriminalitas di Jakarta, bukan hanya tugas kepolisian, juga peran pemerintah daerah, antara lain membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak.  Sudah bukan saatnya lagi bagi pemerintah daerah untuk tidak peduli terhadap kesejahteraan masyarakatnya.  
 
Disisi lain, pemerintah harus fokus memperbaiki dua hal utama, yakni ekonomi dan hukum. Dari ekonomi diperbaiki dulu atau hukum segera dibenahi atau bersama-sama. Pemerintah harus segera serius menangani dua hal itu.  
 
Polri sebagai penanggung jawab keamanan dituntut bekerja lebih keras lagi agar bisa memberikan rasa aman terhadap masyarakat. Sudah saatnya dibuat kebijakan dan langkah-langkah khusus secara nasional untuk mengatasi maraknya kejahatan jalanan ini. Jangan sampai publik menganggap polisi gagal memberikan rasa aman kepada mereka. 
 
Itulah sebabnya, Polri harus bisa berbuat lebih untuk melindungi masyarakat. Disisi lain, pemerintah harus bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan-kebijakan yang prorakyat. 
 
Untuk memberikan efek jera sudah saatnya pula pelaku-pelaku kejahatan diberikan hukuman berat. Hukuman ringan yang diberikan hanya akan membuat pelaku terus menerus melakukan aksi-aksi kejahatan. 
 
Sementara peredaran  senjata api (senpi) di masyarakat harus diberantas, karena publik mencurigai saat ini pelaku kejahatan bisa dengan mudah mendapatkan atau membeli senpi. Pimpinan Polri harus memerintahkan seluruh jajarannya untuk melakukan operasi penertiban besar-besaran terhadap pelaku kriminalitas di seluruh Indonesia. 
 
Kita tidak menginginkan masyarakat main hakim sendiri, atau mengeksekusi sendiri pelaku kejahatan. Kita tidak menginginkan publik menghabisi pelaku kejahatan dengan cara membakar. Itulah sebabnya aparat kepolisian harus bertindak tegas dan hukuman yang diberikan harus berat. 
 
Kriminalitas yang terjadi di negeri ini, terutama di kota-kota besar, sudah ‘menakutkan’ warga. Sudah saatnya aksi pemberantasan dilakukan secara serius dan berkesinambungan. Tak salah pula jika melibatkan aparat TNI, mengingat jumlah personil kepolisian yang masihg kurang memadai.  
 
Masyarakat menunggu  gebrakan dan langkah-langkah konkret dari pemerintah untuk mencegah aksi kejahatan yang terus mengalami peningkatan. 
 
Kondisi kejahatan yang sudah sedemikian buruk dan sadis, tentu saja memerlukan penanggulangan yang optimal pula. Namun, sebaik apapun proses penanggulangan dilakukan, tetap saja yang paling baik adalah pencegahan terhadap tindak kejahatan yang dilakukan oleh masing-masing pribadi masyarakat.  Publik juga harus terus memiliki kewaspadaan tingkat tinggi agar tercegah dari aksi kejahatan. Waspadalah, waspadalah, waspadalah.

(http://pembaca.harianterbit.com/daripembaca/2016/01/07/52524/58/27/Kriminalitas-Marak-dan-Semakin-Sadis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar