ad

Senin, 11 Januari 2016

Kreasi Tas Antijambret dari SD Muhammadiyah 4 Pucang


Hasil gambar untuk tas antijambret
Ketika orang pernah menjadi korban kriminal, saat itu pula terngiang ide bagaimana menghindarinya secara cerdas. Dan selanjutnya muncul kreasi alat pengamanan agar tidak menjadi korban kali kedua.
=======================
Berawal dari kakak kandungnya yang menjadi korban penjambretan, benak Firman Fathoni terpantik membuat alat pendeteksi tas yang hilang atau telah dicuri orang. Karena ketertarikannya utak-atik robot sedari kecil, siswa kelas VI SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya, ini pun menciptakan  alat pengaman tas (secure bag) berbasis robot.
"Setelah peristiwa penjambretan yang menimpa kakak, saya berusaha membuat alat ini untuk mendeteksi tas yang hilang atau telah dicuri orang," kata Firman seperti ditayangkan Liputan6 SCTV beberapa waktu lalu.
Firman menjelaskan, cara kerja alat pengaman tas ini adalah dengan menempatkan perangkat secure bag di dalam tas pengguna yang sudah terkoneksi dengan smartphone.  Dengan begitu, ketika tas tersebut dicuri orang, perangakat yang telah disimpan di dalam tas tersebut akan mengirimkan informasi lokasi ke smartphone.
"Teknologinya itu pakai Bluetooth. Dan untuk masa percobaan seperti ini jangkauannya bisa sampai lima meter. Kalau lebih dari lima meter, setiap goncangan yang terjadi di alat yang ada di dalam tas itu, akan berbunyi," terang Firman.
Cara kerja secure bag ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dengan kunci dan remote mobil. Misalkan ketika ada orang yang menyenggol atau mencuri mobil, akan ada bunyi sirene mobil. Yang membedakan, tas berpengaman (secure bag) dengan alarm mobil adalah keberadaan sensor yang dikendalikan telepon seluler berbasis android. Apabila tas bergeser dari tempat semula atau digeser orang tidak dikenal, secara otomatis android yang dipegang pemilik tas langsung memberikan sinyal berubah getaran mirip nada panggilan.
Bila si pencuri nekat membawa tas dengan berlari kencang, tas akan mengeluarkan sinyal berubah suara sirene yang begitu kencang. Tidak hanya itu, sistem dalam android juga akan menunjukkan rute pencuri atau pembawa tas tersebut. Ini bisa membuat pemilik mengecek keberadaan tas tersebut. Ada dua variabel atau benda yang dipakai untuk sistem keamanan tas itu, yaitu kontrol yang diletakkan di tas dan telepon seluler android.
Hal yang pertama dilakukan Firman adalah membuat kontrol atau Secure Bag- nya dengan memadukan alat-alat seperti buzzer, arduin, baterai, sistem bluetooth, dan casing acrilik. ”Total uang untuk membeli Secure Bag-nya ini sekitar Rp190.000,” ungkapnya.
Setelah itu, Firman langsung menggabungkan dengan aplikasi IMTapp Inventer dalam sistem android. ”Menyambungkannya pakai bluetooth . Semakin cepat tas dibawa lari, makin kencang sirene yang keluar dari tas,” tambahnya.
Pembuatan alat tersebut, kata Firman, memakan waktu kurang lebih  dua bulan. Ada beberapa kendala yang dihadapinya saat pembuatan Secure Bag. "Kesulitannya itu bagaimana membuat alatnya sekecil mungkin sehingga bisa masuk ke dalam tas atau jadi gantungan kunci," ungkapnya.
Kebiasaan dan ketelatenan Firman Fathoni utak-atik robot berbuah kegembiraan. Dari even-even yang kerap diikuti, tidak jarang mendatangkan gelar juara. Karyanya berjudul Secure Bag kali ini berhasil menyabet juara satu kategori Application SD-SMP dalam ajang Indonesia Information and Communication Technology Award (INAICTA) yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) beberapa waktu lalu.
Penanggung-jawab Robotika SD Muhammadiyag 4 Pucang Surabaya, Endik Setiawan, mengatakan bahwa ke depan Secure Bag ini akan diproduksi secara massal dengan harga Rp300 ribu. "Ada beberapa perusahaan di Jakarta yang ingin mengembangkan dan memproduksi Secure bag," ujar Endik.
Selain itu, Endik menyatakan bahwa Secure Bag ke depannya juga akan dikembangkan agar bisa terkoneksi dengan smartwatch. "Ke depannya itu nanti gak cuma pakai smartphone tapi jam tangan. Soalnya kan kalau smartphone nya di taruh di dalam tas juga sama saja tidak bisa digunakan. Jadi nanti rencananya ke jam tangan," sambung Endik.
Sungguh membanggakan. Siswa SD pun sudah begitu kreatif menciptakan teknologi tepat guna. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar