ad

Minggu, 12 Oktober 2014

Sindikat Pembobol BRI Bermodus SK Pensiun Guru dan TNI Terungkap

Sindikat Pembobol BRI Bermodus SK Pensiun Guru dan TNI Terungkap
Polda Sulut berhasil mengungkap kasus kejahatan perbankan yang melibatkan pensiunan guru dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kasus ini untuk sementara melibatkan delapan tersangka yaitu, Glorya Mandey alias (GM), Yosephin Runtukahu alias (YR), Dora Samar alias (DS), Ratna Nyampa alias (RN), Djoko Purwanto alias (DP), Yan Runtu alias (YR), Juul Lengkong alias (JL), dan Annie Kaseger alias (AK).
Hal ini terungkap dalam jumpa pers yang digelar di Mapolda Sulut dengan dihadiri, Kapolda Sulut Brigjen Pol Jimmy Palmer Sinaga, Pimpinan Wilayah BRI Suluttenggo dan Malut Osman Saragih, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda SulutAKBP Krisno Siregar dan Humas Polda Sulut AKBP Wilson Damanik serta jajaran Polda lainnya.
Komplotan jaringan penipuan perbankan ini empat orang beraksi di Manado dan empat lainnya beraksi di Makassar. Kelompok penipu yang terdiri dari enam perempuan dan dua lelaki ini terungkap pada 22 September 2014 lalu.
Kapolda Sulut, Brigjen Pol Jimmy Palmer Sinaga mengatakan, kasus penipuan dengan modus menggunakan buku pensiun ini memperdaya pihak bank dengan cara men-scan dan memalsukan dokumen, kemudian mengajukan pinjaman ke bank.
"Khusus di Sulut modus ini baru pertama kali terjadi. Begitu ini terbongkar, penyidik langsung menahan ke delapan tersangka," ujar Sinaga.
Beberapa barang bukti yang telah diamankan penyidik antara lain, mesin ketik, puluhan cap, arsip pengajuan, ijazah, Kartu Keluarga palsu, KTP palsu, buku tabungan scan dan barang bukti lainnya.
Pelaku penipuan ini mengincar kalangan pensiunan untuk dijadikan korban. Para pensiunan ini meminjam uang kepada mereka dengan barang jaminan buku tabungan dan KTP. Setelah mendapatkan buku tabungan dan identitas dari pensiunan, tersangka mengajukan pinjaman dengan cara membuat dokumen palsu (scan) dari buku tabungan pensiunan.
Sesuai informasi yang diperoleh, saat ini setidaknya sudah tiga berkas yang dicairkan BRI dengan kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Kapolda menjelaskan, pihaknya memperoleh informasi awal tentang pemalsuan berkas ini dari pihak BRI. Ini diperoleh ketika para tersangka mencoba mengajukan kredit.
Mereka merupakan satu sindikat, mereka bekerjasama dan memiliki peran berbeda dengan pembagian yang sudah direncanakan.
"Peran mereka (tersangka) sudah baik dan jelas, sehingga meyakinkan saat mengajukan kredit," kata Sinaga.
Para tersangka mengajukan kredit kepada BRI menggunakan kartu pensiun dari pensiunan TNI dan guru, kartu di-scan diganti-ganti nama agar memenuhi persyaratan pengajuan fasilitas kredit.
"Mereka atur sedemikian rupa, diajukan lah. Begitu diajukan persyaratan, alamatnya sama tapi foto berbeda, mereka baru mengajukan dan mencoba-coba lalu ketahuan dan langsung ditangkap," ujar Sinaga.
Jenderal bintang satu ini menambahkan, ada beberapa bank yang memberikan fasilitas pensiunan. Karena itu, pihaknya dalam waktu dekat akan mengundang beberapa bank lainnya yang memberikan fasilitas kredit kepada pensiunan.
"Jadi bagi pemilik SK pensiun jangan meminjamkan kepada orang. Jangan sembarangan kasih ke orang, sehingga mereka men-scan dokumen lalu mencairkan di bank. Nanti kreditnya akan dibayar pemilik SK pensiun. Intinya ini akan merugikan pihak bank dan pemilik SK pensiun," ujar Kapolda.
Sebenarnya sudah ada dua tersangka yang mengakukan pinjaman.
"Mereka (sindikat penipu) sudah mengajukan kredit pinjaman dengan platform Rp 190 juta, tapi baru mengajukan sudah kami tangkap. Kasus ini akan terus kami kembangkan," ujarnya.
Kapolda pun berharap kedepan tak ada lagi bank yang menjadi korban. Begitu juga dengan pensiunan diharapkan tak ada yang teperdaya sindikat penjahat perbankan ini.
Sedangkan Pimpinan Wilayah BRI Suluttenggo dan Malut, Osman Saragi mengatakan, pihak BRI sebagai pelapor memberikan apresiasi kepada Polda, karena dalam hitungan jam para pelaku yang berniat jahat untuk membobol BRI dengan pemalsuan dokumen ini bisa diringkus dan ditangkap.
"Ini satu kerja keras Polda Sulut yang telah membantu masyarakat dalam hal ini BRI yang menjadi korban. Kegesitan kepolisian mampu menghalangi niat jahat mereka (sindikat penipu). Sekali lagi kami ucapkan terima kasih ke Polda," ujar Saragih.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat lebih khusus pensiunan agar tidak meminjamkan SK pensiun, kartu identitas dan dokumen lainnya kepada orang lain, sehingga disalahgunakan.
Saragih juga berjanji pihaknya akan lebih teliti dan membenahi lebih rapi prosedur dan mekanisme perbankan.
"Jadi pemalsuan di BRI tidak sampai terjadi. Karena kita sudah melakukan proses investigasi risiko kepada orang-orang yang berniat jahat dan ingin membobol BRI dengan cara memalsukan dokumen,"' ujar Saragih. (www.tribunnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar