Uni Eropa hari Senin (22/6) meluncurkan suatu operasi angkatan laut yang menarget para penyelundup manusia.
Uni Eropa hari Senin (22/6) mengumumkan bahwa blok itu meluncurkan
suatu operasi angkatan laut yang menarget para penyelundup manusia yang
membawa migran melintasi Laut Tengah ke Eropa.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan kepada wartawan di Luxembourg bahwa misi ini mula-mula akan mengumpulkan informasi dan berpatroli di perairan internasional dalam upaya mendeteksi dan memantau jaringan penyelundup. Ia menekankan bahwa tujuan misi ini adalah untuk mengacaukan kegiatan penyelundup yang membawa migran dalam pelayaran berbahaya, yang telah menewaskan 2.000 orang tahun ini.
Para pejabat Eropa sedang berupaya mencari jalan untuk mengatasi kedatangan lebih 100 ribu migran tahun ini, kebanyakan telah mendarat di Yunani dan Italia dalam upaya menyelamatkan diri dari perang, kemiskinan dan penindasan politik di negara asal mereka.
Tahap lain yang diusulkan dalam operasi Uni Eropa itu akan diperluas hingga wilayah Libya, yang merupakan salah satu tempat pemberangkatan utama. Tetapi hal ini akan memerlukan persetujuan dari pihak berwenang Libya dan Dewan Keamanan PBB. (http://www.voaindonesia.com)
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan kepada wartawan di Luxembourg bahwa misi ini mula-mula akan mengumpulkan informasi dan berpatroli di perairan internasional dalam upaya mendeteksi dan memantau jaringan penyelundup. Ia menekankan bahwa tujuan misi ini adalah untuk mengacaukan kegiatan penyelundup yang membawa migran dalam pelayaran berbahaya, yang telah menewaskan 2.000 orang tahun ini.
Para pejabat Eropa sedang berupaya mencari jalan untuk mengatasi kedatangan lebih 100 ribu migran tahun ini, kebanyakan telah mendarat di Yunani dan Italia dalam upaya menyelamatkan diri dari perang, kemiskinan dan penindasan politik di negara asal mereka.
Tahap lain yang diusulkan dalam operasi Uni Eropa itu akan diperluas hingga wilayah Libya, yang merupakan salah satu tempat pemberangkatan utama. Tetapi hal ini akan memerlukan persetujuan dari pihak berwenang Libya dan Dewan Keamanan PBB. (http://www.voaindonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar