ad

Kamis, 19 Juni 2014

KPK: Ditangkap Satu, Siapa yang "Menggonggong", Itu Jaringannya

Kompas/Agus Susanto (AGS) Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto mengatakan, tindak pidana korupsi merupakan suatu kejahatan yang terorganisasi dan cenderung dilakukan secara bersama-sama. Namun, menurut Bambang, penegak hukum selama ini cenderung merasa cukup hanya dengan menangkap satu orang pelaku. "Penegak hukum cuma tangkap satu orang, padahal yang disebut korupsi itu organize crime (kejahatan terorganisasi). Ditangkap satu, kita lihat saja yang 'menggonggong' itu siapa, oh itulah jaringannya," kata Bambang saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Antikorupsi Forum di Jakarta, Selasa (10/6/2014).
Bambang mengatakan, koruptor biasanya memiliki banyak uang, jaringan yang kuat, serta memiliki akses ke media. Mantan aktivis ini lantas berpesan kepada media untuk menjaga independensinya terkait dengan pemberantasan tindak pidana korupsi.
"Media mana yang meng-cover (memberi ruang bagi koruptor), itu bisa kelihatan," sambung Bambang.
Selain itu, Bambang mengatakan bahwa kejahatan seperti korupsi selalu bermetamorfosis atau berubah bentuk dan melalukan reproduksi alias berkembang biak. Menurut dia, konsolidasi kejahatan semakin canggih dengan penggunaan teknologi untuk melakukan aksinya.
"Koruptor melakukan pengaderan, infiltrasi, dan hegemoni," ucap Bambang.
Dia lantas mencontohkan hegemoni korupsi yang terjadi selama ini. Salah satu bentuk hegemoni korupsi, kata Bambang, adalah dengan menarik-narik penanganan kasus korupsi di KPK ke arah pertarungan politik. Contoh lainnya, penegak hukum ditekan melalui kebijakan atau politik anggaran.
"Bahkan menggunakan politik anggaran sebagai kontrol kepada penegak hukum. Penegak hukum ditekan untuk menangani kasus tertentu," pungkas Bambang. (nasional.kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar