ad

Selasa, 30 Desember 2014

Hati2 dgn modus baru sindikat pemerasan Uang


[SERIUS] Teman-teman harap berhati hati dengan modus pemerasan dengan jebakan percobaan pemerkosaan
Untuk teman-teman semua, kasus dibawah ini adalah kisah nyata yang dialami oleh teman saya Agus Salim yang diperas oleh beberapa orang yang tidak bertanggungjawab (dua diantaranya mengaku sebagai suami istri).
Kejadian berawal saat mas Agus Salim (untuk selanjutnya saya sebut sebagai mas Agus) dalam perjalanan pulang ke rumah mengendarai sepeda motor, dalam perjalanan hujan datang dengan tiba-tiba dan karena mas Agus tidak membawa jas hujan, mas Agus terpaksa berteduh di pinggir jalan Monumen Jogja Kembali (Jl. Monjali). Kebetulan di pinggir jalan banyak berdiri warung2 makan dan kebetulan juga ada beberapa warung yang sedang tidak buka, mas Agus memilih berteduh di salah satu warung yang sedang tidak buka tersebut. Turun dari motor, mas Agus langsung menuju tempat duduk di warung tersebut dan mengeluarkan kertas-kertas fotokopian laporan untuk dibendel dan di staples menjadi satu.
Mas Agus memang baru saja menyelenggarakan pengobatan gratis dengan sponsor dari salah satu produsen obat Nasional terkemuka, dan laporan2 itu akan diserahkan kepada pihak-pihak terkait. Hujan terus mengguyur deras ke bumi, mas Agus juga masih asyik membendel dan men-staples kertas-kertas laporan kegiatan.
Beberapa saat kemudian seorang wanita berjilbab datang ikut numpang berteduh di warung tempat mas Agus berteduh, tak berprasangka apapun, mas Agus terus melakukan kegiatannya .. pikirnya daripada ngelamun menunggu hujan reda. Tapi ternyata wanita tersebut melakukan hal yang sangat tidak terduga, dengan menghadap ke arah mas Agus dia menyobek baju nya, diikuti pakaian dalamnya (maaf: bra nya) kemudian memeluk mas Agus dan berteriak-teriak seakan-akan dia akan diperkosa oleh mas Agus.
Sejurus dengan itu muncul beberapa pemuda tinggi besar dan kemudian menuduh mas Agus berusaha memperkosa wanita tersebut, mas Agus berusaha menjelaskan yang terjadi sebenarnya tapi pemuda-pemuda tersebut tak mau tahu. Setelah itu datang seorang lagi yang mengaku tak sengaja telah merekam kejadian 'percobaan pemerkosaan' tadi via video di hand phone nya. Akhirnya berkumpul total delapan orang termasuk si wanita dan seorang yang mengaku sebagai suaminya, memaksa mas Agus mengakui perbuatan yang tidak dilakukannya.
Mas Agus kemudian dipaksa ikut ke sebuah rumah dimana disitu intimidasi berlanjut dengan dibumbui beberapa kali 'sadhukan' (tendangan) salah satu dari sindikat tersebut. Mas Agus kalah bukti, kalah saksi, kalah mental, juga buta hukum .. terpaksa harus menandatangani perjanjian yang isinya mas Agus harus membayar sejumlah uang agar 'kasus' ini tidak diangkat ke meja hijau. Hari itu berakhir dengan penanda tanganan perjanjian tersebut, baru mas Agus diperbolehkan pulang oleh sindikat tersebut.
Hari berlalu .. skip .. skip, mas Agus harus ke Jakarta untuk memenuhi undangan ustadz Rusli belajar pengobatan alternatif dengan methode Lintah, saat itu yang di rumah mas Agus cuman ada bapak + ibu mas Agus yang sudah tua dan (lebih) buta hukum. Saat itulah 'suami istri' anggota sindikat itu + ditemani seorang polisi (entah polisi sebenarnya atau bukan - entah memakai seragam polisi atau tidak saya lupa menanyakan) datang ke rumah mas Agus meminta uang sebesar Rp. 20 juta, atau kasus itu akan diteruskan ke persidangan dengan resiko mas Agus 'pasti' masuk penjara karena semua bukti memberatkan dia (ingat: 7 orang saksi memberatkan, video, baju dan bra bekas sobek paksa). Orang tua mas Agus sangat takut dan panik akhirnya berusaha menawar harga kesepakatan tersebut, dengan rembugan yang alot akhirnya orangtua mas Agus menyetujui untuk membayar Rp. 10 juta dengan deadline pembayaran hari Senin hari ini (28 Januari 2013).
Saat kemarin mas Agus datang ke rumah penulis, mas Agus sudah menjual kambing bapaknya senilai Rp. 3 juta, disetujui meminjam uang dari Bank sebesar Rp. 3 juta (tapi agak kurang sreg dengan pinjaman ini dan mengatakan akan berusaha menggadaikan motor saja), sumbangan dari masjid setempat dan orang-orang yang simpati dengan mas Agus, total terkumpul Rp. 9.800.000,- . Malamnya mas Agus sms penulis sudah mendapatkan total Rp. 10 juta tanpa harus meminjam ke bank tersebut walaupun harus merelakan motornya digadaikan di 'pegadaian swasta'.
Terlepas dari ketidakwaspaan mas Agus, tidak melek hukum nya mas Agus dll., sepantasnya kejadian di atas semakin membuat kita berhati-hati dalam segala aktivitas kita, berprasangka baik itu ternyata bisa dimanfaatkan orang lain untuk balik menyerang kita. Sudah sepantasnya prasangka baik kita diimbangi dengan kewaspadaan.
Tulisan ini ditulis ulang oleh penulis berdasarkan kisah dari mas Agus (korban) seperti yang dituturkannya pada hari Minggu tanggal 27 Januari 2013 di rumah penulis. Meskipun penulis berusaha menulis persis seperti apa yang dituturkan mas Agus, besar kemungkinan terjadi kesalahan pada penulisan. Untuk itu penulis minta maaf, dan akan dikoreksi di bagian komentar jika nanti tertemukan kesalahan yang mendasar.
Support By: Master Crazy Profit
Jika teman-teman merasa tulisan ini berguna, silakan share ke semua orang agar kejadian ini tidak menimpa saudara- saudara kita yang lain.
(https://www.facebook.com/mastercrazyprofit/posts/432248596856424)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar