ad

Kamis, 29 Mei 2014

Ratusan Bocah di Inggris Jadi Tersangka Perkosaan

Paling muda adalah dua bocah berusia lima tahun.


Ilustrasi
Ilustrasi (VIVAnews/Joseph Angkasa)
Kekerasan seksual atau perkosaan oleh bocah di bawah usia 10 tahun di Inggris kian marak. Bahkan beberapa di antara tersangka masih berumur lima tahun, memperkosa teman sebayanya.

Diberitakan Daily Mail yang mendapatkan data polisi menggunakan Undang-undang Kebebasan Informasi, akhir pekan lalu, 16 dari 43 kepolisian di Inggris dan Wales mencatat banyaknya kekerasan seksual oleh bocah di bawah usia 10 tahun antara 2011 dan 2013. Tercatat, total ada 235 bocah yang dijadikan tersangka perkosaan.

Angka tertinggi tercatat di Lembah Thames, yang mencakup Buckinghamshire, Oxfordshire, dan Berkshire. Polisi mencatat, ada 28 tuduhan perkosaan dan 76 kekerasan seksual lainnya dilakukan bocah di bawah 10 tahun di wilayah ini. Jumlah ini tercatat dalam rentang lima tahun, antara 2009 hingga 2013.

Tahun lalu, dua bocah berusia lima tahun dijadikan tersangka kasus perkosaan. Namun kasus ini tidak ditangani layaknya peristiwa kriminal karena kedua pelaku dianggap masih terlalu muda. Polisi beranggapan, pelaku masih belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk.

Tahun 2009, seorang bocah perempuan berusia sembilan tahun dijadikan tersangka perkosaan. Tahun 2013, bocah perempuan berusia sama juga jadi tersangka kasus yang serupa. Berdasarkan perubahan undang-undang Inggris 10 tahun lalu, perkosaan bisa dilakukan oleh wanita atau pria, termasuk penetrasi jari atau objek lainnya terhadap seseorang dengan pemaksaan.

Anak berusia sembilan tahun ke bawah tidak bisa diadili di Inggris dan Wales karena masih di bawah umur. Namun walaupun tidak diadili, polisi masih bisa menyelidikinya dan memasukkan namanya dalam catatan kriminal. Polisi akan bekerja sama dengan orangtua dan guru untuk memberikan pengarahan dan masukan pada tersangka.

Jim Gamble, ahli perlindungan anak mengaku tidak kaget dengen banyaknya kasus perkosaan oleh anak. Dia mengatakan, anak-anak menjadi "liar" karena melihat materi-materi dewasa atau bahkan pornografi di internet, TV, dan ponsel pintar.

Salah satu cara membendungnya, kata dia, orangtua harus memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini. "Beberapa orang tidak ingin anak mereka mendengar soal seks, tapi ini dibutuhkan dalam pendidikan awal anak," kata Gamble. (dunia.news.viva.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar